Ini adalah kisah tentang seorang yang tak terkenal di masanya.
Seorang disabilitas yang selalu bersegera dalam belajar, bersemangat mendapat pengajaran, dan saking spesialnya…saking VIPnya…orang ini sampai dibela langsung oleh Allah di depan Rasulullah ﷺ dan orang-orang elit.

Dan dari sini pun kita akan belajar, bahwa baik kamu terkenal atau gaada yang kenal, influencer ataupun orang biasa, kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, sempurna ataupun penyandang disabilitas, ternyata itu semua bukanlah masalah! Yang Allah tatap itu bukanlah ‘siapa kamu’ di dunia. Bukanlah ‘siapa kamu’ di mata manusia.

Baik, mari berkenalan dengannya.

Jadi suatu ketika, ada insiden yang unik dan menarik di hidup Nabi ﷺ! Pas itu, beliau lagi ngomong nih di depan para influencers Quraisy –entah siapa nama-namanya– Intinya mereka itu orang berpengaruh, elite leaders, semacam crazy rich mekkah, milyader, orang pemerintahan, politikus dsb.

Kita kan tau ya, orang yang punya power biasanya gengsi gitu; ngerasa tinggi, sombong, agresif, gamau dengerin, tapi baru sekalinya ini mereka ngasih kesempatan Nabi ngomong.. baru kali ini mereka pada mau dengerin. Terlebih lagi, Mekkah ini ummil Quraa — maksudnya, dari semua kota yang ada di Arab, secara politik, ekonomi, sosial, sentral pengaruhnya ada di Mekkah. So kalo seseorang mau BAPER (bawa perubahan), ya baperin kota ini. Dan kalau mau baper di kota ini, tentu datengin tokoh-tokohnya dulu. Karena selalu ada “hierarki” di masyarakat. Jadi peluang Nabi ﷺ saat itu tuh emas banget!

Nah pas lagi ngomong, ujug-ujug dateng nih, sepupunya Rasulullah ﷺ sendiri yang seorang tunanetra. Yaitu Abdullah ibn Ummi Maktum.

Well, Tunanetra kan ga liat ya, tapi pendengarannya sensitif banget.. Jadi pas Abdullah denger ada suara nabi dari kejauhan, beliau langsung buru-buru nyari sumber suaranya. Nah pas deket, ngomonglah “arsyidnii (Nasihatin donggg!), arsyidnii (kasih nasihat dong)”. Atau riwayat lain, allimnii mimma ‘alammakallah (ajarin aku apa yang Allah udah ajarin ke kamu).

FYI; Abdullah ini lagi #1 ga urgent yaa.. Dia ga ada masalah apa gitu yang mendesak yang harus sekarang / saat ini juga diselesain. Terus juga dia kan #2 keluarga ya. Jadi sebenernya punya akses yang dekat. Bisa nanya kapan aja pas di rumah. Sedangkan kalo dibandingin sama Nabi, Nabi punya kesempatan yang JARANG BANGET! tapi Abdullah dateng di tengah-tengah, interupsi dan bodo amatin para influencer yang lagi ngedengerin. Terus-terusan “arsyidni! arsyidni!”

Bayangin, Nabi ﷺ ini lagi ada di posisi sulit bangetttt!!!!! Di satu sisi, kalau ke Abdullah, ntar para influencers nya tersinggung dan malah jalan pergi. Tapi kalau ke influencers, Nabi ﷺ ga mungkin kaya gitu ke keluarga sendiri. Jadi beliau diem. mikir.. gimana ya, karena juga gamau kehilangan dua audince ini. Nabi tu ga bilang, “Eh tadulu ngapa! bentaaaar aja! WA dulu deh.. kalo engga DM gapapa. Tar dibales kok!” Gak gitu. Abdullah terus-terusan arsyidni 3x sampe Nabi ﷺ frustasi dan عَبَسَ (alisnya mengkerut) dan تَوَلَّىٰ (berpaling) buat ngecek ke influencer yang bahasa kitanya, “So far so good? Ada masalah ga dari yang aku jelasin tadi?”

Kemudian turunlah wahyu….

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ 
Dia berwajah masam dan berpaling.
أَن جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
Karena seorang buta telah datang kepadanya.
(QS. ‘Abasa: 1-2)

Naah ini nih. Menarik. Mungkin banyak dari kita mikir, “iiiih kok ga sopan sii di ayat manggilnya  a’ma? (orang buta).” harusnya kan bahasanya “seorang lelaki” kek, “sodaranya” kek, “berkebutuhan khusus” kek. Allah kan bisa aja pakai sepupu, orang beriman. Misal “karena seorang beriman datang kepadanya. Karena sepupunya sendiri datang kepadanya.” tapi yang Allah pilih a’ma.

Nah imam Razi berpendapat, bahwa Allah ini mau highlight effort nya. Sulitnya usaha bagi seorang buta buat dateng nyamperin Rasul ﷺ. Dan ini juga pelajaran buat kita semua, bahwa siapapun yang disabilitas, dia pasti akan punya extra effort, usaha lebih buat belajar agama.

Ya gimana engga? Coba pikir,
Seberapa sulit bagi tunarungu mendengar kajian?
Seberapa sulit bagi seorang tunanetra liat dan baca huruf asli Arab Al-Qur’an
Seberapa sulit bagi yang lumpuh, jalan ke masjid 5x sehari?
Gimana dengan yang kulitnya berkelainan?

Jadi ayat ini secara indah, terselipkan nilai yang Allah lebihkan bagi para disabilitas, yang punya tantangan besar hidup normal, tapi masih mau belajar agama Allah. Terus gimana kita yang lengkap fungsi organ tubuhnya?

Dan Allah pun lanjut belain…

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ
Tahukah kamu (Muhammad), barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)
(QS. ‘Abasa: 1-2)

Liat deh.. ayatnya pakai Yazakka. Yazakka tuh artinya menyucikan diri sedikit. kalau menyucikan diri seluruhnya itu yatazakka. So seakan jadinya, “Kamu tau ngga? Kali aja dia mau menyucikan diri, barang dikiiiiit (يَزَّكَّىٰ) Kenapa malah langsung berpaling? Seakan udah tau isi hatinya?” 🙁

أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ الذِّكْرَىٰ 
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya.
(QS. ‘Abasa: 1-2)

“Yaaa kalopun engga…. atau ga keliatan langsung berubah dari luar, minimal dari dalam dirinya, pengen tadzakkur Pengen dapet pengajaran!” Tadzakkur itu inget. Kepikiran gitu sama nasihat itu. pikirannya berubah walaupun secara utuh orangnya belum berubah.

Di beberapa ayat setelahnya juga, Allah masih belain Abdullah:

وَأَمَّا مَن جَاءَكَ يَسْعَىٰ
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapat pengajaran).
 وَهُوَ يَخْشَىٰ 
sedang dia takut (kepada Allah)
 فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ
engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.
(QS. ‘Abasa: 8-10)

Duh betapa spesialnya Abdullah ini sampe-sampe Allah balik lagi ke Abdullah di sini.

“Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan berlari, dengan penuh effort, kesulitan dan tantangan.. dan hatinya full of fear..” Jadi Abdullah ini sosok yang bersegera dan punya taqwa (running and fear)

MasyaAllah.. ternyata bagi Allah, seorang buta dengan hati yang dipenuhi taqwa jauh lebih berharga dibanding hati orang kaya yang arogan.
Bagi Allah, yang kaya, yang miskin, yang budak, yang merdeka, yang buta, yang awas, semua itu setara. Yang membedakan hanyalah taqwanya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

Yang tersembunyi dalam hati ternyata lebih baik dan lebih Allah tatap daripada apa yang nampak. Kaya, tenar, berparas indah, berstatus, fisik lengkap, bahkan bagi Allah semua itu ga spesial. Yang spesial bagi Allah ialah hatinya. tapi banyak manusia salah dalam berbenah.

Jadi..
Ketika kamu tidak terkenal, itu bukan masalah.
Ketika kamu tidak sekaya crazy rich, itu bukan masalah.
Ketika rupamu tidak seperti seleb korea, itu juga bukan masalah.
Ketika kamu bagian dari minoritas, yang mungkin sering direndahkan oleh orang-orang sekitar, itu juga bukan bukan dan bukan masalah.

Seorang yang paling dihormati, paling disegani di atas muka bumi ini, yaitu Rasulullah ﷺ, diminta untuk menspesialkan seorang yang masyarakat anggap sebelah mata, Abdullah ibn Ummi Maktum. Seorang penyandang disabilitas, tunanetra. Maka seharusnya kita begitu ke yang lain. Ga mudah memandang rendah. Ga mudah membenci manusia.

Karena bisa jadi yang kita benci…

ialah yang sangat disayang-sayang sekali oleh Allah!

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Orang Kafir Takut Nyebut Kata Ini di Depan Allah

Wed Nov 16 , 2022
Al-Quran itu kan pada asalnya speech yaa (perkataan dari lisan), bukan tulisan kayak yang kita pegang sekarang. Naah karena speech itu spontan, maka biasanya bakal […]