Al-Quran itu kan pada asalnya speech yaa (perkataan dari lisan), bukan tulisan kayak yang kita pegang sekarang. Naah karena speech itu spontan, maka biasanya bakal ada ide-ide yang random atau kata-kata yang ga terlalu terstruktur.

Nah tapi inilah salah satu sisi kerennya Al-Quran!
Walaupun cuma speech, semua pilihan kata di dalam Al Qur’an sekecil apapun, gaada yang gak beralasan / random. Di surah satu ada kata A, di surah lain gaada kata A, ternyata itu bukan bentuk ‘lupa’ atau ‘kebetulan’ atau emang Nabi ﷺ ngelantuninnya ngasal. Tapi emang ada hikmah tersembunyi disitu.

Nah inilah salah satu sisi kerennya Al-Quran!
Quran emang speech tapi walaupun begitu, anehnya di dalamnya engga pernah ‘random‘. Di surah satu ada kata A, di surah lain gaada kata A, ternyata itu bukan bentuk ‘lupa’ atau ‘kebetulan’ atau emang Nabi ﷺ ngelantuninnya ngasal. Tapi emang ada hikmah tersembunyi disitu.

Dan inilah salah satu contohnya. Coba ya kita bareng-bareng bandingin di 2 surah yang sama-sama ngomongin hari akhir. Surah Al-Ma’arij dan ‘Abasa:

, يُبَصَّرُونَهُمْ ۚ يَوَدُّ ٱلْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِى مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍۭ بِبَنِيهِ
sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
وَصَٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ
dan isterinya dan saudaranya,
وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِى تُـْٔوِيهِ
dan keluarganya yang melindunginya (di dunia).
وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ
Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.
(QS. Al-Ma’arij: 11-14)

Terus.. bandingin sama….

يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
dari ibu dan bapaknya,
وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
dari istri dan anak-anaknya.
لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
(QS. ‘Abasa:34-37)

Apa yang menarik?

Oke gini. Coba kamu perhatiin pelan-pelan, terutama di “orang-orang” yang disebut di kedua surah itu.

Apakah keduanya nyebut “istri dan anak” ? Yes ✅
Apakah keduanya nyebut “saudaranya” ? Yes ✅.
Apakah keduanya nyebut “ibu dan bapaknya” ? Engga!

NAAAAAAH!

Keduanya sama-sama ngomongin hari akhir… Tapi di surah ‘Abasa ada “IBU BAPAK”, Di Al-Ma’arij, gaada. Hmm agak aneh nih..🤔 di Al-Ma’arij saudara ada✔️, anak ada✔️, tapi orang tua ga disebutin🫤. Kenapa surah yang satu ada orang tua, yang satu gaada orang tua?

Apa karena ini kelupaan? atau emang random aja?

OH TENTU BUKAN! 🙂

Kalo diliat lagi, surah ‘Abasa part yang itu konteksnya tentang LARI🏃🏻‍♂️. Bahwa.. di hari kiamat gaada yang saling gandengan. Bepegangan tangan kek di sinetron-sinetron, *duuh 😓… Setiap orang bakalan sibuk lari dari siapapun yang dia kenal di dunia demi nyelametin dirinya sendiri.

Sedangkan Al-Ma’arij konteksnya ngomongin TEBUSAN. Orang-orang berdosa pengeeennnn banget diri mereka (yang bakal diadzab) ditebus sama siapapun yang ada di dunia ini–yang akrab, gak akrab, kenal ataupun gak kenal. Bahkan kalo bisa seluruh penduduk bumi dari zaman Nabi Adam a.s. sampai ntar yang terakhir meninggal pas hari kiamat, sekiranya itu bisa nebus, mereka pengen tebus. Literally siapa aja, kecuali orang tua.

LOH…….LOH…….LOH….
Kenapa mereka ngga nyebut orang tua? 🤔

Karena mereka tau…
kalo minta ditebus dengan orang tua mereka…
itu hanya akan membangkitkan AMARAH Allah. 😥 Kenapa? Karena di dunia disuruh berbakti sama mereka… 🥺 Ya masa di akhirat mereka malah dijadiin tebusan adzab?🤧 Masa berbakti di dunia, tapi di akhirat mereka lempar orang tua mereka menjadi pengganti diri mereka yang mo diadzab???? itu mah bukan berbakti! 😖 Jadi di sini, mereka itu sampe-sampe engga berani nyebut orang tua. 😭 Takut Allah makin marah 😭 #YARAABBB DALEM BANGETTTTTT😭

Implisitnya, kita seakan disuruh berbuat baik ke orang tua dunia akhirat. 🤧

Plus lagiii, disitu kita belajar.. ya namanya juga ‘nebus’, pastinya harus nyembahin sesuatu “yang disenangi” si penerima tebusan kan? Hal yang disuka. Hal yang dimau. Masa iya ngasih tebusan suatu hal yang bikin marah Dia? Tentu adzabnya jadi ngga disingkir-singkirin kan? 🤧

Yaa tapi… apa daya… walopun udah segitunya ngebae-baein Allah dengan engga sedikitpun nyebut “orang tua” sebagai tebusan, adzab ya adzab. Di ayat 15 Al-Ma’arij Allah bilang كَلَّآ. Gak bisa. Udah fixed. Gakkan bisa merubah keputusan Allah. Aturan Allah bukan sesuatu yang bisa ditawar-menawar lagi.

Ya Allah…Ternyata perbedaan satu kata doang dari dua surah aja segini dalam hikmahnyaa 🤧 Kalo udah kaya gini, udahlah kita sayangi orang tua kita karena Allah. Sayang orang tua, biar kita makin disayang Allah.

Saking spesialnya posisi orang tua, Rasulullah ﷺ aja pernah bilang, “Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Oleh karena itu (jika kamu mau) sia-siakanlah pintu tersebut atau jagalah baik-baik.” (HR. Ibnu Majah Np.3653)

Siapalah kita sekarang tanpa orang tua ? 💔

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

One thought on “Orang Kafir Takut Nyebut Kata Ini di Depan Allah

  1. Maa syaa Allaah.. jazaakillaah Khair untuk ilmunya kak,, baru ngeuh hikmah perbedaan 2 ayat itu. Dan jadi pengungkit semangat bakti kepada orang tua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Sering di PHP-in? Mari Merapat!

Tue Jan 10 , 2023
Kalo kita sering ngerasa negatif, kesel dan sering di PHP-in, mungkin kita perlu belajar dari sosok ini. Sosok yang penyabar dan positiiiiiff bangeeeettt karena di […]