Bayangkan. Ada seorang gadis yang seluruh hidupnya dipenuhi ibadah. Seumur hidup menjaga kehormatannya. Dijaga oleh seorang Nabi yang mulia. Dipilih Allah atas seluruh wanita dunia. Tapi justru karena keistimewaannya, ia dikasih ujian yang luar biasa: mengandung tanpa ayah, melahirkan tanpa pendamping. Tanpa penjelasan logis, tanpa ada pembelaan dari manusia. Hanya ia dan Tuhannya.

Berat.
Bener-bener berat.. 🤧

Tapi inilah apa yang terjadi pada Maryam salaamun ‘alaiha. Sosok yang dikenal sebagai wanita suci tapi justru diuji dengan predikat kesuciannya.

Saat gerakan keras janin untuk keluar membuatnya mengalami kontraksi hebat dan rasa sakit yang luar biasa, beliau bersandar di bawah pohon kurma. Dalam kesendiriannya, rasa sakit satu per satu berdatangan. Sakitnya melahirkan, sakitnya terisolasi sendirian, perihnya kelaparan dan kehausan, cemasnya memikirkan bayang-bayang wajah kaumnya yang kaget, jijik dan ga nyangka dirinya bisa melakukan itu.. Gelisahnya perasaan akan dituduh pezina padahal terkenal bertakwa. Ditambah lagi persalinannya sendirian di bawah terik matahari gurun (musim panas Arab). Rasa-rasanya, semua sakit ini membawanya ingin menghilang dari kehidupan ini.

فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يَٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma (di tempat perasingannya), dia berkata: Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.

Maryam: 23

Kita tau ya bahwa kalau orang lagi emosi, kadang ucapannya suka ga ke filter. Buat orang yang lagi ada di titik terendah karena dihantam ujian besar dalam hidupnya, manusiawi banget buat mikir inilah jalan keluar termudah. Bahkan di Al Quran, gaada seorang pun berharap mati kecuali di sini. 🥺 Di ucapannya Maryam. 🤧 Saking berharga pelajarannya, Allah rekam ucapannya di Quran.

Saking ekstrimnya kesedihan yang dirasa, Maryam pun berharap nasyan mansiyyan. Penegasan double. Nasyan —terlupakan sepenuhnya. Pengen gak pernah dikenal sebagai “seorang Maryam” dulunya.. 🥀 Pengen sejak awal bukan siapa-siapa, sehingga gaada yang punya memori tentangnya. 🥀

Juga di masa depan, beliau berharap mansiyyan . Benar-benar hilang dari sejarah. 🥀 Gak ada yang ingat, kenang atau cari-cari dirinya. Pengen dilupakan secara sengaja. 🥀

Tapi ironinya.. Allah justru menjadikan namanya gak pernah dilupakan. 🥺 Malahan terukir dalam nama sebuah surah dalam Al Quran. 😭

Ulama bilang kita ga boleh ngarep mati, yap betul! Dan ayat ini bukanlah doa bunuh diri atau pembenaran minta mati. Bukan pula jalan pintas yang bisa kita sembarangan copas saat lagi ditimpa musibah. 😓 Karena Maryam ini kasusnya beda. Situasinya parah dan ga masuk akal. Hinaan dan gunjingan yang bakal dia terima bahkan lebih buruk daripada kematian. 😰

#1 Maryam minta ini karena Ngerasa Gak Layak

Ini tuh rintihan hati dari seseorang yang maluuuu 😔, takuuuut 😖, dan ngerasa ga layak nanggung ujian yang besar. Kurang lebih mirip kayak ayat terakhir surah An-Naba, di mana orang-orang kafir tuh pesimis sama hisabnya:

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”. (Q.S. 78: 40)

Jadi ekspresi ini tuh bukan “Ya Allah matiin saya aja sekarang!” atau “Aku pengen aku mati aja deh” tapiii … “Aku berharap aku gak pernah harus ngambil tanggung jawab ini karena aku gatau akan sanggup menanggungnya atau nggak” 🥀

#2 Takut Ga Kuat Ngadepin Fitnah

Ada ulama yang nyimpulin: kalau seseorang sampe ngarep mati, maka itu cuma boleh karena khawatir ga sanggup ngadepin fitnah yang mengguncang keimanannya. Jadi bukan frustasi karena dunia. 😓

Di sini Maryam tuh takut, bukan putus asa. Takut bahwa imannya ga cukup kuat buat ngadepin orang-orang yang menghakimi secara langsung LIVE di depan muka! Kalaupun harus ngejelasin panjang lebar, publik juga ga bakal ada yang percaya sama cerita yang sebenarnya.

.

Jadi intinya, ga boleh ya minta mati. Nabi juga pernah ingetin kita:

Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya, Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian ituu baik bagiku” (HR. Bukhori no.6351)

.

So sahabatku, ujian kita gakkan sebesar Maryam. Jadi kalau kita dihantam ujian hidup berlapis-lapis dan ngerasa sendirian, boleh aja sedih, tapi jangan berlarut-larut yaaa apalagi sampe titik depresi. Inget.. bukankah Allah selalu bersama kita, baik di waktu lapang dan waktu sempit?

Sebagaimana Allah menemani dan menolong Maryam dalam kesendiriannya,
bukankah Dia juga ada untuk kita… di titik paling gelap sekalipun?

.

Allah mencintaimu, bagaimanapun kondisimu.

Insights selengkapnya ada di Ngafal Ngefeel App.

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Terbenam Dalam Salah Paham #AlInfithar

Sun Oct 17 , 2021
Banyak dari kita bingung, keliru, salah dalam memahami dan menyikapi sifat Allah yang satu ini. Ketika berbicara tentang Allah, banyak manusia tenggelam dalam gambaran Pemurah-Nya, […]