Banyak dari kita bingung, keliru, salah dalam memahami dan menyikapi sifat Allah yang satu ini.

Ketika berbicara tentang Allah, banyak manusia tenggelam dalam gambaran Pemurah-Nya, sehingga diri ini kerap kali turut dicampuri arahan setan, “Oh gak apa-apa kok ngelakuin ini. Allah itu terlalu baik buat sekedar bales kamu.”

Biar lebih gampang paham,
begini..

Dulu.. waktu aku sekolah, aku punya guru yang baiik bangetttt. Selalu senyum, gak pernah marah, gak pernah bentak, gak pernah ngehukum, gak pernah bersuara lantang di kelas, dsb.

Dan kamu tau apa yang terjadi ?

Sifat itu bikin temen-temenku mikir, “Ah ibu ini, wolesssssss!! Dia baik. Gak papa kita cabut pas pelajarannya. Kita nggak ngerjain PR juga gak bakal ditanyain.”

Yang lainnya meng-amini, “Ah iya bapak ini mah angel banget! Ngobrol atau tidur pas pelajaran dia juga gak bakal dimarahin. Pas ujian gampang lah, tar kita nyontek aja.”

See?
Citra guru kek gitu bikin yang bandel makin bandel, yang nakal malah makin menjadi-jadi. Jadinya gak ada hormat sama sekali.

Dan tanpa sadar, kadang kita kaya gitu ke Allah.. 💔

Kita sering larut dalam pemikiran “Allah itu Maha Baik, Maha Pemurah, Maha Penyayang, yaa gak mungkin lah Dia ngehukum aku.” Atau “Aah gapapa ngelakuin ini. Allah is a way too kariim! Dia baiknya kelewatan. Dia gakan minta aku bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan ini.”

Salah kaprah!

Keliru sejadi-jadinya!

And ironically, we always and always take His kindness for granted. 😭

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

(82:6)

Kamu tau makna Pemurah di sini?

Pemurah tuh bukan berarti gak bakal pernah ngitung perbuatan kita dan bikin kita tanggung jawab. Pemurah itu = Allah doesn’t punish us right away. Kalo kita jahat dan durhaka, Allah nggak ngasih balasannya ‘langsung detik itu juga’. Kita gak dikasih liat konsekuensi akibat busuknya perbuatan kita.😭 Nih yaa selama hidup, kita udah banyak banget nyaksiin kejahatan manusia di bumi; ngebunuh orang, nyiksa hewan, nipu, merkosa, ngerampas harta orang, memperbudak, dsb. People do horrible things against God, tapi mereka ENGGA DIAZAB langsung. Allah ulur. Allah HOLD dulu. Untuk apa? Untuk ngeliat, apakah ada rasa penyesalan di lubuk nurani kita, dan apakah terdetik harapan untuk berubah jadi baik.

Itulaah Kariim-nya Allah !! 💔

Selain itu, kariim-Nya juga bisa berarti Dia udah membanjiri kita banyak banget nikmat. Di ayat selanjutnya, Allah paparin apa saja yang udah dikasih gitu aja –tanpa sedikitpun ngarep balesan atau perlu diminta-minta dulu:

Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

(82: 7-8)

Gak cuma bikin kita ‘ada’ dari ketidakadaan, tapi Allah juga kasih sentuhan akhir pada ciptaan-Nya. Allah percantik lagi. Misal nih, buah jeruk. Allah tu nggak cuma bikin jeruk mentahnya doang, tapi juga ada finishing touch, yaitu dibalut kulit yang segar, cantik, wangi dan berguna buat dipakai lagi (sebagai bahan pembersih misalnya). Jadi, jeruk gak cuma indah dipandang tapi well-packaged; bersih, steril, tampilannya aesthetic, dan sampahnya pun gakkan pernah ngerusak bumi (tentunya kulit jeruk biodegradable, nggak kek plastik).

Daannn… Ga sampe tahap finishing touches aja! Dilengkapi فَعَدَلَكَ ➝ Ada keseimbangan yang spesial yang ngga dikasih ke seluruh makhluk lainnya. Seimbang antara emosi sayang dan emosi marah, antara sifat halus dan kuat, antara kebutuhan spiritual dan material, antara rasional dan feeling kalo mau buat keputusan.

Gak juga berhenti disitu, selanjutnya رَكَّبَكَ ➝ Dalam bentuk keren apa aja yang Allah mau. Allah bangun kita sepotong demi sepotong. Allah satukan lapisan demi lapisan. Allah juga anugerahi kita kecerdasan yang mendalam, daya imajinasi, wahyu Al-Qur’an yang mindblowing ini.. dan Allah kasih semua ini cuma ke manusia. 😭 Allah nggak kasih ke makhluk-makhluk yang lain. 😭 We all are created sooo different!!!!

Kita jadi paham kenapa di Quran ada gambaran neraka, hukuman, siksa.. Ternyata semua itu agar pemahaman kita seimbang. Agar kita tak salah lagi memahami citra Karim-Nya Allah. Ternyata ini semua agar kita selalu punya batasan sehingga bibit bandel kita gak makin tumbuh menjulang seiring bertambahnya usia..

Jadi dari semua nikmat itu,

Dengan ayat يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ , Allah mau nyadarin mereka yang suka ngomong, “Oh Allah? Enggak laaaah. Dia Penyayang! Gausah agamis-agamis banget. Nutup aurat atau engga, ini badan gue! Shalat atau engga, ini hidup gue! Haram atau engga haram, ini perut gue! Riba atau engga riba, ini harta gue!”

Apa di dunia ini yang cukup kuat untuk MENIPUMU dari segala kebaikan Tuhan-Mu Yang Maha Agung?

Dari Tuhan yang udah menciptakanmu dengan so much detail and care?

Aku udah banjirin hidup kamu dengan begitu banyak nikmat! Apa ada di luar sana yang lebih menarik daripada segala nikmat-Ku sehingga kamu meninggalkan-Ku?

Apakah kebaikan ini yang bikin kamu bingung? Salah artikan? dan selalu kamu manfaatin?

Kamu pikir, Aku udah nyiptain kamu terus kamu bisa pergi ajaaa gituuu???

Allah Al-Kariimm… Allah itu mulia dan Dia memperlakukan kita dengan mulia. Allah Al-Kariim.. Allah itu penuh rahmat dan Dia merahmati hidup kita semua. Dengan mendurhakai Allah, kita sama aja seperti mengingkari segala keagungan dan kebesaran-Nya. 😭

.

Jadi

Jawab aku..

.

مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ

Apakah yang telah menipumu?

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Hati Teduh Banget Baca Ayat Ini!

Sat Nov 13 , 2021
Pernah ngga sih kamu ngerasain..momen di mana suatu malam sebelum tidur,kamu menatap langit-langit rumah..berbaring.. bersedekap..dan seketika pikiranmu melayang-layang,terbawa pada suatu andaian: “Bagaimana jika tepat pada […]