Postingan kali ini bukan untuk menunjuk, menjelek-jelekkan ataupun memojokkan suatu kelompok. Tulisan ini murni refleksi diri -bagi saya sebagai muslim- dan juga semoga dapat menjadi renungan tuk siapapun saling berintropeksi diri.


Selama hidup, mungkin mata kita telah menyaksikan jutaan orang dengan berbagai macam perilakunya. Baik, buruk, menyenangkan, menyusahkan, ramah, arogan, konyol, jahat, dsb. Dan sedihnya, setiap kali melihat perilaku yang buruk, orang akan dengan mudah men-generalisasi itu ke kelompok asalnya.
“Oh dia orang Betawi ya? Ih iya, emang orang Betawi suka gitu!”
“Oh itu Muslim ya? Ah muslim emang gitu. Kasar dan suka nge-judge.”

Sedih? Pasti sedih.
Gak fair? Tentunya.

Hidup di zaman media bikin kita sesering itu ngeliat, ngerasain, ngobservasi beberapa kejadian yang berkaitan dengan low-mannered, low self-awareness –apalagi dilakukan sama ‘mereka’ yang ngaku-ngakunya umat Muhammad ﷺ. Well.. mungkin kita juga termasuk :). Sering banget gak pakai akhlak kalau urusan-urusan tertentu.

Dan berkaitan dengan ini, ternyata ada suatu ayat yang rasa-rasanya relate banget.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Al-Qalam: 4

Bentar. REWIND dikit..

Sebelum ngambil pelajaran dan hikmah dari ayat yang luar biasa ngingetin kita ini, kita review dulu backgroundnya biar nge-feel.. Jadi Al Qalam ini termasuk di antara surah yang diturunkan di awal-awal wahyu. Ibnu Abbas berkata bahwa wahyu pertama Iqra’ bismi rabbika, lalu surah ini (7 ayat pertama Al-Qalam), lalu Al-Muzammil, dan selanjutnya Al-Muddatsir.

Nah karena termasuk ‘awal-awal wahyu’, kita bisa ngerti kalo orang-orang di sana itu masih shocked gak percaya. Karena bisa ada seorang lelaki (yang gak begitu punya status) dari golongan mereka terus ngaku utusan dan menyampaikan Al-Qur’an. Makanya kafir quraisy terus-terusan ngatain nabi orang gila.

Balik lagi ke ayat وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ ..

Jadi di sini, Allah ngebela beliau dengan memuji moralnya Rasulullah ﷺ. Kita kan tahu ya, kalau zaman sekarang banyak banget orang yang perilakunya jelek, eh pas udah punya jabatan, dia jadi behave, jaga image. Nah kalau Nabi enggak gitu. Sebelum jadi Nabi, akhlak beliau emang udah bikin siapapun auto-meleleh. 💔 Nabi itu terkenal jujur dan dari dulu emang dah kaya gitu. Beliau bukan orang yang suka ngada-ngada informasi atau ngarang-ngarang cerita, nyebarin hoax, dsb. Dan sebenarnya ini aja udah bisa jadi BUKTI KEJUJURANnya. Kejujuran atas benarnya apa yang dibawa. Bukti nyata kalo beliau bukan مَجْنُونٍ, melainkan benar-benar utusan Allah.

Here we come to the point. Tempatnya kita intropeksi bareng. Tepat pada خُلُقٍ. Kamu tau apa itu Khuluq?

Khuluq is all about how you deal with Khalq. Akhlak adalah tentang gimana kita berurusan dengan ciptaan-Nya Allah. Gak cuma orang lain, bahkan juga makhluk hidup seperti binatang.

Dan inilah yang kita sering ga ngeh, atau mungkin pernah pedulikan. Kita semua sering banget ngaku-ngaku cinta Quran; membacanya, menghafalkannya, mengajarkannya, terus membicarakannya, dsb. Tapi what missing from underneath it is the Khuluq. It’s the character of Muslim. 🤧 Moral character. Okelah kita baca Quran tapi kalau urusan politik, ekonomi, sosial, semua itu hilang karakternya. Untuk urusan itu, kadang kita gak make akhlak Quran. 🥀

Have a look at some examples:

◽Di Ka’bah misalnya, saat haji atau umrah. Banyak orang-orang yang gak peduli sama hak orang lain, demen sikut kanan kiri orang di sampingnya demi kepentingannya aja. Yang penting ‘gue dapet’ atau di ‘gue enak’. Dan itu bukan orang Arabnya aja, banyak juga dari muslim-muslim dari seluruh dunia kaya gitu.

◽Di Jabal Nur misalnya. Gunung tempat wahyu itu turun. Jalanannya sering banyak sampah. 👉🏻 Ya Allah.. dari sini aja kita jadi sadar, betapa muslim gak peduli lagi di mana harusnya mereka buang sampah. 🤧

◽Di Jakarta misalnya. Ibukota negara muslim terbesar. Anak muda dan orang-orang lainnya gak mau disiplin (kata mereka sih ‘ribet’), gak tau caranya mengantri yang benar, kadang suka nyelak/saling serobot, enggan berbicara santun, gemar berkomentar kasar. Sampah pun sering sekali berserakan di mana-mana, mulut-mulutnya gampang banget julidin orang. Bahkan ada orang-orang yang dengan membanggakan hobi atau akun ghibahnya. Kriminal juga di mana-mana, bahkan akhlak pada orang tua juga terkikis hilang. YA ALLAH.. WHERE IS OUR KHULUQ??? 😭

Di mana akhlak Quran kita?
Di mana ayat-ayat Quran yang pernah kita baca?
Di mana hafalan Quran kita?
Di mana perbincangan Quran kita ?
Kenapa itu gak ngefek sampai ke akhlak?

Gak perlu punya ijazah ilmu fiqih yang tinggi untuk punya karakter.. Kita cuma butuh kesadaran, kesadaran manusia aja. Padahal Islam is here to clean up humanity. Ada nabinya yang sangat bermoral. Role model kita, pemimpin kita, gurunda kita. Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling berkarakter. Tapi kitanya tuu enggak..😖 Entah gak mau, atau gak suka, atau gak peduli.. gak paham deh..

Semoga tulisan kecil ini dapat menjadi tamparan bagi siapapun yang rindu dengan akhlak-akhlak yang Al-Qur’an. Karena sejatinya, akhlak itu adalah perhiasannya para muslim. Yang harusnya ketika dikenakan, ia akan dapat terlihat dan dapat membuat siapapun terpesona. Ketika dikenakan, ia membuat siapapun iri, berkeinginan memiliki perhiasan yang sama. Dan perhiasan itu tentunya kita kenakan pada perilaku dan lisan kita.

Maka..
Untukmu yang senang diperlakukan baik..
Untukmu yang rindu dikelilingi lisan yang menyejukkan hati..
Untukmu yang nyaman bersama akhlak-akhlak Qur’an..
Kenakanlah perhiasan ini terlebih dahulu pada diri kita..
Jadikan diri kita sebaik-baik gambaran pengikut Nabi yang Allah sendiri labeli خُلُقٍ عَظِيمٍ.

Remember. Islam is here to clean up humanity.
Not to worse your behaviour.

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Hampir Nge-Judge Qur'an!

Wed Mar 24 , 2021
Pernah nggak sih, kamu baca terjemahan suatu ayat Qur’an terus muncul pikiran-pikiran negatif? “Kok kaya gini sih?“Kok Parah banget!”“Kok Allah tega bikin hukum gini, gini […]