Pernah nggak sih, kamu ngerasa… hati susah banget tenang?
Mungkin karena stres,
Mungkin karena takut kehilangan..
Atau mungkin… karena kita ngasih tempat di hati kita buat sesuatu yang… salah. 😔
Di kondisi itu, kita sering merasa dunia luar lah yang jadi musuh utama. Kita merasa tekanan hidup, orang lain, dan keadaan lah yang bikin kita ga tenang.
Padahal, gimana kalau ternyata… yang bikin rusak itu bukan dari luar?
Melainkan… dari dalam?
.
Bayangkan ini.
Kamu lagi jalan-jalan ke tempat yang jauh dari kota. Tiba-tiba… bensin kendaraanmu habis. Dan kamu panik. Setelah jalan cukup jauh, kamu nemu tukang bensin eceran. Lega… tapi ternyata harganya mahal banget. Akhirnya kamu liat satu hal yang murah. Es teh.🧋 Dan kamu kepikiran ngide💡, “Ahaaa yaudah aku isi tengki pake es teh aja” 😅
Kira-kira apa yang akan terjadi?
Yep. Ga perlu jadi mekanik buat jawab ini.
Setiap orang pasti bisa jawab, “Rusak!!!!!”.
Orang itu ngerusak mobilnya.
Kenapa?
Karena di dalam mobil ada tengki dan tengki itu dibuat hanya untuk nerima 1 jenis cairan, yaitu bensin. Kalo kita masukin sesuatu yang gak diciptakan untuk itu, maka akan rusak.
Nah di dalam diri kita, ada sebuah tengki yang bernama Qalb atau Hati. Dan itu hanya diciptakan untuk satu hal.. yaitu laa ilaa ha illallah. Dengan kata lain, pusat hati kita cuma diciptakan untuk mampu dan berpegang pada Allah. Kalo kita ngisi qalb kita bukan dengan itu, maka itu kayak masukin es teh ke tengki mobil. 😰
Banyak orang ga sadar bahwa inilah penyebab utama mereka menderita. Merasa sengsara karena mereka ngejalanin hidup dengan masukin es teh ke dalam tengkinya. Mereka masukin pasangan, anak-anak, uang, karir, status, kekuasaan dan “apa kata orang tentang kita”. Maka jadilah menderita.
So, the core of our heart should not filled with other than Allah. In syaa Allah we won’t break..
Di Al Quran, ada teladan besar yang ngajarin kita gimana cara mengisi hati yang benar. Ialah Nabi Musa a.s yang pernah terjebak di masalah yang sangat serius. Ketika beliau dan para pengikutnya lari dari kejaran Firaun, mengejutkannya, langkah kakinya membawa mereka ke jalan buntu. Di depan ada air raksasa, di belakang ada tentara Firaun. Mentok. Ini situasi yang sulit. Sangat sulit. Beliau terjebak. Ditambah lagi Bani Israil yang menyalahkan karena nyesel udah ngikutin Musa. Mereka mengeluh, ngeremehin, bahkan nyudutin beliau habis-habisan.
Di kondisi se-sulit dan se-susah buat punya inner peace, pikirannya Nabi Musa ga ke air, ga ke tentara, ataupun ke celotehan kaumnya. Tapi ke ALLAH!!! Beliau berkata, كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ (“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku” | Q.S. 26: 62)
Lalu, tidak disangka Nabi Musa, tidak pula pengikutnya, tidak pula Firaun yang cerdas, akhirnya Allah perintahkan air itu untuk terbelah menjadi dua seakan-akan seperti dua gunung!!!! 🥺 Allah bentangkan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangkaa. Maa syaa Allah.. 😭😭
Allah benar-benar menguji orang beriman. Allah pun menguji Nabinya. Saat itu, Nabi Musa bener-bener gatau bahwa air itu bisa ke split, karena di cerita-cerita Nabi sebelumnya juga belum pernah ada mukjizat serupa. Gaada referensi. Tapi karena full trust, berpegang teguh ke Allah, dan di hatinya ada Allah, he didn’t break even in that serious condition!
Maka dari sini, kita belajar untuk bisa menggeser semua kemelekatan yang salah, yang pernah ada di hati kita, hanya untuk diisi dengan cinta pada-Nya aja. Untuk meminta tolong dan bersandar hanya pada Allah aja. Semoga kita bisa menjaga jernihnya hati kita, hingga kita berpulang dan bertemu dengan yang Dzat yang ada dalam hati kita, Dzat yang juga ada pada hati Nabi Musa dan hatinya Nabi Muhammad ﷺ. Amiin
Kita sering menganggap segala sesuatu yang ada di luar diri adalah sumber kebahagiaan, kita lupa bahwa hanyalah Allah yang bisa beri rasa aman dan kepastian sejati. Allah lah sumber ketenangan yang gaada habisnya.
Maka dari itu, yuk sering-sering tengok hati biar gak sampe salah isi. Semoga tahun ini dan seterusnya,
aspek hidupmu –dari spiritual, kesehatan, keuangan, keluarga, mental, hubungan, sampai pengembangan diri– melaju jauh lebih baik.
Karena hatimu… sudah kembali ke tempat yang semestinya.
Jaga tengki hati,
karena kamu berharga
dan hatimu…
Tempat untuk Yang Maha Berharga.