Terperangkap di pembenaran.

Sering sekali kita dengar ada orang-orang gemar berkata:

“Ah gue aja masih belom bener. Gak pantes lah pakai jilbab. Tar gue jadi kerdus (kerudung dusta).”

“Ah gue salat juga percuma! Bacaan Qur’an gue jelek. Nanti malah ngerusak arti. Kalau gak bakal diterima juga buat apa salat?”

“Ah gue masih bandel, gak pantes lah masuk masjid. Gue juga gak pantes bertemen sama orang-orang yang islami. Mereka pasti bakalan nge-judge gue.”

“Ah gue di rumah aja gak salat sunnah, masa di masjid mau sunnah-an. Riya banget gue!”

“Ah gue masih A, hobi B, seneng C. Gak pantes D, gak bisa E, gak guna F”

Kawan, jujurlah. Jawab ini dengan lantang: Apakah pernah ada, pernah hidup, di seluruh penjuru sampai ke pojok bumi ini, orang yang ketaatannya mulus sempurna? yang segala tingkah lakunya nyaris tanpa cacat? Gak pernah berbuat salah dan mendurhakai Allah, selazim para malaikat-Nya?

🙂
Sampe kapanpun, kita gakkan pernah temui sosok itu. Gak pernah ada yang kaya gitu hidup di dunia ini. Karena beginilah kita.. ‘settingan default‘ seorang Adam.

Maka sebenarnya, apa yang kita songsong itu hanyalah sebuah alasan. Alasan untuk bersembunyi di balik keengganan memperbaiki diri. Gak mau maju, gak mau berbenah diri, yang setan jadikan terasa benar semua excuse kita. Dijadikan terasa indah comfort zone kita.

Kawan.. Tak perlu menjadi sempurna dulu untuk dapat menaati Allah. Gak perlu nunggu diri ‘menjelma’ seperti malaikat buat bisa mendekati kalam-Nya. Menunggu diri mulus-anti-salah dulu untuk bisa menghampiri masjid-masjid-Nya. Karena kita gakkan pernah bisa sempurna. Allah pun gak pernah demand kita, nge-list persyaratan kita harus X, mampu Y barulah pantas mendekati-Nya. Enggak. Allah gak gitu. Cari aja sampai cape, di Qur’an dan Hadits. Gak pernah ada. Siapapun punya kesempatan yang sama, berlari ke Allah, menerima ampunan-Nya dan merasakan luasnya rasa cinta Al-Wadud dan kasih sayang-Nya.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Az-Zumar:53

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. 

An-Nisa: 145-146

🙁

Udah ya. Udah. Kita makhluk yang punya banyak kecatatan, maka jangan diperparah lagi dengan bersembunyi dibalik excuse-excuse murahan ini. Perbaiki diri cepet-cepet mumpung masih nafas di dunia. Sadariii!! Gakkan ada yang bisa bikin diri kita baik, selain diri kita sendiri. Gak ada yang bikin diri kita rusak, selain diri kita sendiri. Semua setir ada di diri kita. Bukan di orang tua, bukan di guru, bukan di teman, bukan pula di jajaran influencers medsos.

Juga sadarilah bahwa setiap detik yang bergerak ini menggendong kita dekat pada ajal. Semakin bernafas, semakin dekat kita dengan hari ‘pertanggungjawaban’ kita. Maka kita tak punya banyak waktu lagi, kawan. Waktu kita tinggallah sebentar. Waktu kita hanyalah di umur yang tersisa ini. Yang berlalu, cukup. Tutuplah dengan tobat. Kalaupun terjadi lagi, tobat lagi. Begitu seterusnya. Jangan pedulikan apa kata setan. Mereka hanya cemburu padamu. Mereka selalu berharap kamu putus asa dan end up sama dengan mereka. Important to always realize that they are just guide of darkness and the gatekeeper of heaven.

Kita gak bisa sempurna, karena itulah kita disebut manusia. Jadi jangan lagi mengarak alasan, “Ah aku gamau ngafal Qur’an. Ntar kalo lupa hafalan jadi dosa.” Lupa itu manusiawi. Melupakan yang gak manusiawi. Kalau lupa yaa tinggal di murojaah aja. Simpel. “Ah aku masih kaya gini. Tar kalau ngelakuin ini, masuknya munafik”. Udah deh. Intinya jangan hiraukan lagi bisikan rendahan itu. Taat tanpa tapi. Istighfar tanpa entar.

Kalau gak dari sekarang untuk jadi lebih taat, mau kapan lagi?
Kalau gak dipaksa dari sekarang, mau kapan lagi?
Kalau gak sadar-sadar dari sekarang, mau kapan lagi?

Jangan sadar pas di akhirat!! Jangan! Jangan!
karena itu gakkan ada gunanya lagi buat kita.
Akhirat gak lain cuma tempat menuai apa yang ditanam di dunia.

Terus kalau tingkah kaya gini-gini aja..
buah yang kaya gimana yang bakalan kita petik di sana?

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Cara Ngejemput Hidayah Versi Qur'an

Tue Jan 5 , 2021
Udah tahun 2021 nih, tapi masiiiih aja ada yang bilang, “Gue belum dapet hidayah!” Duuh.. Kalo dipikir-pikir, dengan teknologi yang makin canggih kaya gini –yang […]