Sebuah memori.
Suatu potret memori yang tersimpan rapi dalam Al-Qur’an.
Satu momen dalam kisah yang Allah sendiri labeli sebagai ‘KISAH TERBAIK’ (12:3).
Pasti udah bisa nebak kan, surah apa?
YUP!
Surah Yusuf.
Aku emang pernah ngepost tentang surah Yusuf tapi yang di pos ini beda!! Karena kita akan coba belajar dari satu ayat aja, yaitu ayat 23.
Kenapa ke ayat ini? Well kita semua tahu kalau fitnah lawan jenis itu besar sekali. Gak cuma jadi tantangan buat anak muda yang belum nikah. Bahkan yang udah nikah juga besar. Pelakor. Penikor.. kasus selingkuhan juga gede dan gak ada abis-abisnya.
Jadi ayat ini menyimpan pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya kita bersikap kalau ada di kondisi sulit-sulit, khususnya fitnah lawan jenis..
Di ayat ini, kita belajar apa yang Nabi Yusuf lakukan di kondisi sesulit itu. Juga Effort-nya buat menghindar walaupun kalau pake logika ga bisa…
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّـهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini”. Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (12: 23)
Mari soroti kata الْأَبْوَابَ. Kata الْأَبْوَابَ itu bentuk jamak dari baabun. Baabun artinya satu pintu. Kalau الْأَبْوَابَ artinya pintu-pintu. Berarti bisa 2, 3, 4, 5, 10 bahkan 100.
Jadi ternyata kita bisa paham kalau tes yang dilewatin Nabi Yusuf ini tuh sulit banget. Gak cuma digodain aja, tapi si perempuan men-setting sedemikian rupa (pintu-pintunya ditutup) jadi kalaupun Yusuf ‘mau’ atau ‘berkehendak’ bakal aman banget karena strateginya ‘rapih’. Pintu-pintu istana kan tinggi-tinggi, dindingnya juga tebal-tebal jadi dijamin gak akan ada yang denger.
وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ
Kata غَلَّقَتِ artinya bukan hanya menutup, tapi juga bisa mengunci. Jadi bayangin doong, pintu gerbang, pintu depan istana, pintu ke hallway, pintu ke kamar, semuanyaa ditutup.
Logikanya… Bisa gak seorang kabur keluar?
Gak bisa!
Kalaupun tetep berusaha lari, ya gak guna juga. Kan غَلَّقَتِ. Jadi itu pintu itu gak cuma dirapatkan, tapi dirante-in. Kuncinya juga bisa diumpetin atau dibuang..
Ketika wanita itu menggoda ‘mendekatlah’. Kamu tahu apa yang Yusuf katakan?
مَعَاذَ اللَّـهِ (aku berlindung pada Allah)
Siapa yang Yusuf ingat langsung saat itu juga?
Allah.
Emang orang-orang gak ada yang ngeliat. Tapi Yusuf aware sama Yang Maha Melihat.
Dari sini aja kita bisa belajar, bahwa mengingat Allah di kondisi apapun adalah cara terbaik keluar dari maksiat/dosa…
Kalau suatu hari kita di kondisi sulit, ingat dan sebut aja nama-Nya.. Allah..
Kita cari kekuatan dari Allah di situasi kelemahan kaya gitu..
Then, you know what’s next?
Setelah berdoa, beliau gak diem aja nunggu miracle dari Allah.
Beliau pun berikhtiar.
Di kondisi yang serba gak mungkin, Yusuf memilih berlari..
Eh tunggu dulu.. Tadi pintunya diapain?
Dikunci!!! Berlapis lapis pula: pintu utama, pintu ruangan, pintu kamar, dll.
Yusuf itu subhanallah cerdasnya. Beliau pun engeh sebenernya kalau kabur gak bisa juga. Karena semuanya dikunci. Beliau tuh tahu kalau di istana, pintunya gede-gede, berat-berat, beliau juga cuma manusia yang kapasitasnya terbatas.. gak banget mungkin buka pintu dengan tangan kosong. Tapi gak peduli konsekuensinya gimana, Beliau lari aja ke pintu, full speed. Nunjukkin ikhtiar terbaiknya and he has full trust in Allah..
“Ya Allah, saya akan melakukan apa yang saya bisa. Dan saya menyerahkan sisanya ke Engkau” 😭
#Ya Allah melting banget🤧
Disini, Yusuf menunjukkan usahanya, “At least Allah ngeliat usaha saya“. Bukan, “Yaa Allah juga tau kali gue gak bisa keluar. Apa daya! Hmm apa Allah sengaja bikin gue kaya gini ya? Yaudah deh sekalian aja. Aman lah. gak ada yang liat juga. Gakan ada yang tahu!” Nah gak gitu.
Jadi Yusuf lari sambil berdoa, “Ya Allah tolong saya”. Dan akhirnya booomm pintunya terbuka. Kapanpun kakinya mendekat, pintunya terbuka, satu per satu..
Dari ayat ini aja, kita udah bisa memetik empat pelajaran utama:
Perkuat Hubungan Dengan yang Maha Kuat
Allah screenshot momen ini di Quran sebagai pengingat untuk kita. Bahwa kita semua pasti berhadapan dengan situasi sulit, godaan, dan sebagainya. Kadang kita kuat, kadang kita gak cukup kuat ada disitu. Ya gak papa. Kita gak perlu jadi kuat. Kita cuma perlu memperkuat hubungan dengan Yang Maha Kuat. Yang Maha Bisa Mengatasi Segalanya.
Siapa? Allah.
Bahwa Kita Sebagai Manusia, Terlalu Lemah Untuk Melewati Tes Sendirian
Kita perlu minta perlindungan Allah. Minta Allah temenin kita ngelewatin tes ini. Kita sering banget gagal. Misalnya, udah tau itu salah, tapi jatuh lagi di lubang yang sama, terus dan terus. Nah kita berdoa, ya Allah jangan tinggalin hamba sendirian. Temani hamba melalui tes ini.
Dalam Setiap Ujian, Kita Perlu Menunjukkan Usaha
Do what we can do. Do what’s in our control. Do what we are capable of and let Allah take care the rest. Allah itu gak punya limit. Kita doang yang punya limit. Allah akan bikin sesuatu yang ajaib terjadi seperti halnya yang terjadi pada yusuf kalau punya keyakinan penuh pada Allah.
Terakhir, Takwanya. Kita Perlu Meniru Ketakwaannya
Kita mungkin iri sama Yusuf, atau mengidam-idamkan sosok seperti Yusuf. Karena kan kalau suaminya kaya Yusuf gak usah takut punya selingkuhan ya. Yusufnya aja takut sama Allah. Diuji situasi ‘kaya gitu’ malah kabur.. Aman banget. Gak perlu lagi, “Mas! Dimana? Sama siapa? Pulang jam berapa! Itu lagi chatting-an sama siapa?” Kita perlu meng-iri-kan ketakwaannya yang besar sekali sebab Allah menolong orang yang dekat dengan-Nya.
—
Semoga Allah selalu menjagamu, sebagaimana Dia menjaga Yusuf.
Semoga aku, kamu, orang tua kita, istri kita, suami kita, adik-abang kita, termasuk orang yang punya takwa sebesar takwanya Yusuf… amiin