Gak nyangka lhoh ternyata yang deket, yang bikin masalah!

Inilah kisah manusia pertama yang Allah ciptakan dari tanah, lalu pernah dijatuhkan, dibohongi dan dicelakai oleh musuh kita bersama, Iblis laknatullah.

🔥🔥

Kalo kita jeli, kisah nabi Adam termasuk kisah yang banyak ditemuin lhoh di halaman-halaman Al-Quran! Ceritanya dibahas berkali-kali walau dari angle perspektif yang beda-beda.

Naaa tapiiii.. mungkin banyak dari kita yang ga sadar bahwa ada pelajaran daleeeemmmm banget.. cuma dari SATU kata di dalam ayat yang memuat cerita:

وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

(Dan Allah berfirman): “Wahai Adam! Tinggallah kamu dan isterimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon INI, (Kalau didekati) jadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim”. (Al-A’raf: 19)

Hmm engeh nggak?

Di ayat ini, Allah nasihatin Adam عليه السلام untuk ngga ngedeketin suatu pohon, tapi pakai kata tunjuk هَٰذِهِ (INI). Dalam bahasa manapun, kalo kita denger “INI Budi” berarti Budi-nya dekeet apa jauh?

Deket dong?

Kata “هَٰذِهِ” dipakai untuk nunjuk yang deket. Naahh, penggunaan هَٰذِهِ ini aja seakan-akan menyiratkan kalo pohon terlarangnya itu DEKET sama tempat tinggal nabi Adam عليه السلام di syurga.

Karena… kalo seandainya Allah pake kata تِلكَ (ITU) ➝ وَلَا تَقْرَبَا تِلكَ الشَّجَرَةَ (Jangan dekati pohon ITU), kita jadi ngerti dan kebayang kalo pohonnya emang ditempatin JAUH dari tempat Adam tinggal di Jannah.

andd…… sadar ngga sih?

Dari kata هَٰذِهِ ini aja kita bisa memetik banyak pelajaran dan hikmah… bahwa sebagaimana Allah meletakkan ujian untuk Adam di posisi yang dekat, Allah juga akan menguji kita dari hal-hal yang dekat. 🤧 Sebagaimana pohon terlarang itu berada di dekat tempat tinggalnya, pohon-pohon ujian kita juga tidak akan jauh dari diri kita.

Kita hanya akan diuji dengan orang-orang terdekat atau keinginan-keinginan yang deket sama kita. 🤧

Semisal gini, ada orang obesitas. Karena udah kegendutan parah, dia gak boleh lagi makan donat. Nah kalo donatnya ditempatin jauh di toko, yaaa nggak bakal keliatan dong dia bisa melewati ujian ‘puasa donat’ atau engga? Karena untuk ke toko aja dia perlu usaha, jalan, naik ojek, ngantri di toko, bayar di kasir, dsb. Naah tapi…. dia akan keliatan ‘bisa puasa’ atau engga kalau donatnya dideketin di meja kerjanya. Ya engga? Iya. Jadi keliatan; dia bisa puasa nggak nih? tergoda ngga nih? ngeces (liur) ngga nih? Harus dideketin dulu baru keliatan seseorang kuat bisa ngelewatin ujian apa engga.

Iya.. dan itulah hakikat ujian.

Setiap ujian itu pada hakikatnya berasal dari yang deket-deket. Misal anak ➝ seorang ibu akan diuji dengan anaknya, bukan anak tetangganya, bukan anak orang lain, tapi anaknya sendiri. Objek ujiannya ialah darah daginya sendiri. Seorang remaja akan diuji dengan circle-nya, bukan circle anak muda lain. Seorang istri akan diuji dengan suaminya, begitu juga sebaliknya. Kalopun ada suami yang diuji sama istri orang lain, pasti wanita itu deket sama dia (misal wanita itu ada di kantornya, ada di organisasinya, kawan lama yang masih akrab di laman Facebooknya, dsb). Jutawan diuji dengan hartanya sendiri, bukan harta orang lain.

Yaaah gausah jauh-jauh deeeh, coba liat aja diri kita. Bukannya ujian kita juga selalu berkutat di keluarga, pertemanan, daftar ambisi, dan mimpi-mimpi kita? Liat nggak sih gimana semua itu serba deket?
Ngga heran~ Karena bapak biologis kita pun (Adam عليه السلام) diuji sama yang deket-deket. 🙂

Dalam hal dosa, kita juga biasanya akan jatuh di dosa yang deket-deket ➝ deket sama aktivitas keseharian kita. Disitu-situuuuu aja. Kita akan berkutat di masalah-masalah hidup kita dari kecil, masa lalu yang belum selesai, dosa-dosa unggulan yang langganan dilakukan lagi dan lagi. Aaahh jadi sedih meratapi diri ini.

See… dalem banget ngga sih pelajaran ayat ini baru dari satu kata doang, hadzihi?

MasyaAllah.

Maka dari sini, kita berdoa agar Yang Maha Kuat bantu menguatkan kita dalam menjalani sedekat dan seberat apapun ujiannya. Semoga sesulit apapun itu, kita termasuk orang yang mampu melewatinya dan Allah jadikan kita semua mereka yang beruntung…

Kalopun nanti jatuh, jangan putus asa ya.

Karena yang putus asa cuma temen-temennya setan.. 😈

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Emotionally Charging Ayaah in the Qur'an!

Sat Jul 31 , 2021
Kali ini, aku mau ngobrol sama kamu sesuatu yang emotionally charging banget di Quran! Selama tilawah, mungkin kamu dah baca dan ngelewatin ayat ini puluhan […]