Akan ada momen.. Dimana kamu punya masalah, tapi kamu gak nemuin siapa-siapa yang bisa ngertiin kamu. Kamu udah lari, pindah dari satu entertainment ke entertainment lain, tapi hatimu tak juga tenang.

Itu berarti kamu perlu mengembalikan hatimu pada fitrahnya, mengembalikannya pada hakikat ia diciptakan. Yaitu, untuk berinteraksi pada sebuah mukjizat, yang sampai saat ini masih bisa kita lihat, sentuh, dan baca-baca di kala para utusan-Nya telah meninggal. Al Quraanul Kariim. Kitab yang segala isinya merupakan hikmah, sengaja diperuntukkan untuk menuntun dan menemani hidupmu.

Jika ada sepercik di hatimu keinginan untuk kembali pada Al Quran, maka sambutlah itu.. Sebelum ia pergi lagi ke lain hati.

Dan jika saat ini jiwamu sedang mencari-cari cara agar dapat berinteraksi dengannya secara mendalam (tadabbur), bagaimana untuk konsisten bertadabbur dan membuat koneksi dari Al Quran ke banyak hal, 6 tips ini kupersembahkan spesial untukmu!

1. ASK YOURSELF: WHY ARE YOU DOING THIS?

Hal yang paling mendasar untuk disadari sebelum kamu memulai kegiatan apapun itu kenali tujuannya. Sebelum menerapkan tips-tips yang lain, recall motivasi dari dalam diri dulu apa manfaat yang didapat kalau saya melakukan ini, terutama dari segi spiritual. Kalau kamu udah self-aware (dalamnya udah punya motivasi kuat) itu kek ibarat megang remot. Jadi nanti tangannya, matanya, telinganya udah auto-gerak buat belajar. Selalu pengen balik ke Quran, ketagihan pengen tahu lebih lagi tentang Quran, dan hasilnyapun jadi mudah memprioritaskan.

Jangan pernah bosan untuk selalu tanya balik ke diri sendiri, Saya mau jadi apa kalau bikin tadabbur ini kebiasaan? Misalnya, “Hmm.. saya mau punya qalbun saliim.. Hati yang bening, sehat, selamat, seperti hatinya Nabi Ibrahim a.s.” Nah kalau dari dalam aja dah turn on, bukan paksaan siapa-siapa, bukan ngikut siapa-siapa, bukan untuk dilabeli apa-apa, in syaa Allah mudah ngejalaninnya.

Awalnya emang males (karena ini kan Quran yaa, mulainya aja disuruh pake ‘audzubillah tuk minta perlindungan dari Syaitan.. berarti setannya kuat banget kan?) Iya.. Tapi percaya deh! Kalau di awal udah bisa melawan rasa malas itu, kedepannya nanti enteng banget ngelakuinnya. Dan kebaikan itu emang harus dipaksa. Kalau enggak, kita pernah maju.

2. SET A SYSTEM.

Set aside a time. Rata-rata orang bilang sulit buat tadabbur karena gak ada waktu. Aku bisa bilang itu bukan gak ada waktu, tapi belum bisa mengelola waktu dan belum jadi prioritas. Karena gak punya waktu itu gak mungkin. Kalau main sosmed, buka youtube, berselancar di postingan-postingan kehidupan orang bisa, tentu belajar Quran juga bisa. Kita itu terus-terusan tanpa jeda dikasih sama Allah 24 jam dari sejak kita lahir. Setiap bangun tidur, dikasih hadiah 24 jam, besok bangun lagi 24 jam lagi, 24 jam lagi dan seterusnya. Kalau kita hitung dari lahir aja, udah punya berapa triliyun jam selama hidup?

#KNOWING THE GAP

Terkait bagaimana mengelola waktu, disini coba kita kenali diri dan aktivitas kita sehari-hari. Kita yang paling paham rutinitas kita masing-masing. Dari 12 jam waktu produktif pagi sampai malam, dimana ada gap kosongnya. Mau disempilin dimana waktu buat tadabbur.

#MULTITASK IT IF YOU’RE A MULTITASKER

Bahkan untuk orang yang multitasking, bisa dibuat sambilan. Misalnya, kalau seorang ibu rumah tangga, yaa bisa aja masak sambil dengerin penjelasan ustad di Youtube tentang an-naba atau surah apa. Setelah denger, tulis deh poin-poinya biar melekat.

*Kalau ditanya hasil, ya emang gak akan senempel orang yang duduk serius belajar/ikut kajian tadabbur –> yaa itu kan idealnya. Tapi ini udah seminimal-minimalnya langkah awal yang better daripada gak pernah mulai sama sekali.

Selain itu, kamupun bisa bikin system untuk diri sendiri misalnya #tiada-pekan-tanpa-tadabbur.. atau gerakan #dirumahaja-tadabbur, dsb.

Intinya, kamu perlu luangin waktu.

3. START SMALL

Mulailah kegiatan ini dari yang kecil-kecil dulu, sesederhana berikut:

#Konsep TadabburQJ: Note down what you’re feeling, thoughts, etc

Perlu diperjelas lagi bahwa tadabbur itu bukan akademik. Maksudnya? Bukan ekslusif hanya untuk mereka yang punya latar belakang pendidikan tafsir aja, misal harus lulus S2 Quran di Mesir dulu baru bisa dan selain yang itu gak bisa! Nah itu keliru! Al Quran diturunkan untuk seluruh manusia, jadi siapapun bisa CONNECT ke Quran. Petani, tukang bubur, tukang masker, tukang handsanitizer, atau siapapun. Kalau menafsirkan memang pakai akal dan hanya boleh dilakukan pakar-pakar tertentu. Sedangkan tadabbur itu pakenya hati, melibatkan qolbun. Dan disini, kita tadabbur, bukan nafsirin Quran.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ — Pakenya Quluub. Bukan aqlun.

Tadabbur Quran lewat Journal itu sederhananya catatan pikiran kamu di berbagai momen saat kamu membaca Al Quran. Bukan pure memindahkan isi tafsir dari buku ke jurnal kamu. Bukan pula kamu membaca buku-buku tafsir dulu (the whole book), baru tadabbur. Siapapun yang mikir kaya gitu pasti bawannya berat dan gak akan mulai-mulai, plus ngebosenin juga!

Catatan pikiran itu bisa dimulai dengan pemantik:
– Ayat ini mengingatkan saya ketika ….
– Ayat ini membuat saya berpikir tentang ….

Jika membaca, kamu hanya akan melibatkan mata aja. Jika mendengar, kamu hanya akan melibatkan telinga aja. Tapi jika kamu menuliskannya, mata, telinga, jari, pikiran, perasaan, semuanya terlibat sempurna.

Kalau seandainya kamu gak suka nulis, ya gapapa. Gak harus dalam bentuk paragraf. Poin-poin pentingnya aja yang dicatat. Kalau gak 12 jam megang jurnal fisik, kamu megang HP tiap saat kan? Bisa di catat di note HP.
*Biar kenapa pake ditulis? Dengan harapan, kalau mengalami perasaan yang sama atau ketemu ayat itu lagi, kamu bisa get recovered. Lebih tenang.

Tadabbur ini sejatinya self-talk. Untuk diri sendiri dan untuk melting-in hati sendiri. Kalau kamu berpikir ini untuk dipos dan menjadi konsumsi publik PASTI bawaannya berat, malas dan end up gak mulai-mulai karena ingin terlihat bagus sempurna. Juga, pikiran orang lain tidak sama dengan saat kamu membaca ayat itu.

Yang harus kamu lakukan adalah jujur melihat ke dalam diri dan mengajukan pertanyaan yang relevan dan catat. Jadi buatlah untuk diri sendiri dan untuk pemula.. tentu gak perlu nulis sebagus Tere Liye, Habbiburahman El Shirazy juga..

#BEGIN THE SMALL STUDY

Mulai dari yang sederhana. Kamu bisa memulainya dari video penjelasan ustadz yang sebentar dulu, penjelasan tafsir yang ringkas-ringkas dulu, mulai dari 1 ayat pendek dulu, dan sebagainya.

Di break waktu kerja atau di sela-sela kegiatan, kamu bisa:

  1. Mulai mendengar penjelasan-penjelasan ustadz/real teachers (yang concern di tadabbur) di Youtube tentang ayat-ayat yang pendek.
    *Kalau terkait linguistic miracle of Quran dan diksi bahasa Arab (kenapa ayat ini pake kata A bukan B) nah itu aku recommend dengerin penjelasannya ustadz Nouman Ali Khan.
  2. Mempelajari 1 ayat Quran dulu secara acak, lalu baca Arab dan terjemahannya. lalu mulai baca tafsir ringkasnya.. Baca commentary nya di aplikasi atau website-website terpercaya.
  3. Scan di index dan cari topik yang paling disuka.
  4. Mulai dari kisah-kisah dulu biar seru. Kamu misalnya ingin tahu lebih dalam tentang Nabi Yusuf, kisah Nabi Musa, dll. Atau mungkin mau mulai tadabbur dari hari kiamat dulu, well.. it’s all pure your choice!

Jadi mulailah dari yang kecil dulu. Nanti lama-kelamaan bisa gradually increase ke surah-surah panjang. Quran itu kaya puzzle, makin lama pengetahuan kamu akan makin terhubung satu sama lain, dan pemahamanmu akan semakin utuh.

4. JOIN A COMMUNITY.

#Manfaatin Social Media

Cari lingkaran-lingkaran yang mempunyai minat yang sama. Kamu bisa follow-follow akun QuranJournal, ikut grup-grup di Whatsapp maupun Facebook, subscribe blog-blog dengan tema serupa, dan sebagainya. Cara itu wajib kamu lakukan agar selalu terdorong untuk melakukan hal yang sama. Walaupun belum mulai ngejurnal tapi ngikut, minimal kamu jadi dapat pengetahuan-pengetahuannya kan dari postingan orang? Masuknya tadabbur juga kan? Iya walaupun lewat orang, tetap itu bisa memperkaya hati dan pengetahuan juga.

Hidup berkomunitas itu Ibarat lagi baris PBB. Kalau kamu salah gerakkan, tapi orang yang di kanan-kiri-depan-belakang kamu gerakkannya benar, pasti kita reflek langsung ngikut gerakan mereka kan? Misal, ada aba-aba “Jalan di tempat geraak…” Terus tangan kamu malah hormat, nah karena nyadar beda sendiri pasti langsung reflek benerin diri kan? Itulah fungsinya. Hidup berkelompok – agar kita ‘kebawa’. Tentunya arus yang baik untuk ngikut tadabbur. Pun kalau suatu saat kamu salah, ada yang benerin atau nyontohin yang benarnya.

#TadabburBuddy

Tidak hanya di ruang online, kamu juga perlu mencari teman di ruang offline dengan yang shalih dan bijak. Tadabbur Buddy ini kurang lebih partner kamu untuk saling setor hafalan, untuk saling berbagi pelajaran. dan ini worth it banget. Misal kita pelajarin ayat pertama surah An-Naba. Eh Tadabbur Buddy kita lagi pelajarin ayat pertama surah Al Mulk. Nah lumayan kan jadi saling belajar 2 ayat dalam 1 waktu. Walaupun emang jauh lebih enak dan ngeklik kalau kita yang nemuin insights itu sendiri.

5. MAKE IT AS A RESPONSIBILITY.

Ini opsional, tapi highly recommended kalau kamu benar-benar mau jadiin tadabbur sebagai kebiasaan. This part is the strongest and works a lot to me.

Kalau ngikutin self-pacing gak cukup kuat mendorong kamu untuk konsisten, kamu perlu membuat diri kamu bertanggung jawab atas suatu amanah.
Maksudnya?

Buatlah program sederhana, untuk diri sendiri atau orang-orang di sekitarmu. Tiap-tiap kita pasti punya role kan? Entah sebagai kaka, sebagai ibu, sebagai mahasiswa, sebagai teman yang baik, dsb. Kalau ‘kita punya amanah/tanggung jawab’, umumnya kita terdorong untuk menunaikannya.

Sebagai contoh nyata, suatu hari aku terbesit ingin tuntas memahami kandungan surah Luqman, nah aku bikin program Ngafal Ngefeel. Disitu aku ajak teman-teman untuk gabung grup dan selama kurang lebih sebulan menghafal, memahami makna dan mentadabburi. Tiap pagi, aku harus kirim refleksi/tadabbur dari target tiap hari yang dihafal. Amanah ini sangat mendorong aku untuk belajar dan tadabbur duluan (karena kalau enggak, gimana aku dapat konten untuk nulis?). Awalnya aku ragu dan khawatir gak kepegang, eh tapi lama-lama seru juga dan berefek bagus ke diri aku sendiri. Aku gak pernah punya hari-hari seproduktif itu sebelumnya, setenang itu hatinya, karena terbuka pikirannya dengan kandungan Luqman yang dekat banget dengan kehidupan kita (dan surah-surah lain banyak juga yang demikian).

Nah untuk kamu, kalau berat ya gak perlu ngikutin sama persisnya. Ambil aja bagian mana yang sekiranya cocok dengan karakter, lingkungan dan status kamu saat ini.

  • Kalau seandainya kamu seorang kaka, kamu bisa aja buat program ngejelasin Quran ke adik, misal Al Ikhlas 4 ayat.
  • Kalau kamu seorang ibu, buat saja program quality time dengan anak (misal) 5 hari paham Al Kautsar. Sederhana kan?
  • Kalau kamu seorang pelajar/mahasiswa yang masih single, buat aja program untuk teman-teman yang pengetahuan dan minat Qurannya 1 step dibawah kamu.
    Semoga jadi terdorong untuk tadabbur dan ‘gak shalih’ sendirian.

6. ASK ALLAH’S GUIDANCE

Segala sesuatunya tentunya hanya terjadi atas izin Allah. Mungkin selama ini kita gagal jadiin tadabbur kebiasaan karena ada beberapa hal yang salah; kita gak pernah minta ke Allah, adab kita yang kurang baik ketika mendengar lantunan ayat Al Quran, dan sebagainya.

Jika segala ikhtiar sudah mencapai yang terbaik, kamu hanya perlu berdoa pada Allah, minta petunjuk Allah agar di istiqomahkan belajar Quran sampai akhir hayat, agar juga memiliki hati yang bersih, hati yang khusyu, pikiran yang jernih, dan mempunyai segala keinginan yang selalu mengantar syukur.

Ya Allah… Jadikan aku orang yang berkeinginan untuk terus menerus mempelajari Al Quran, hingga akhir hayat.

Sepercik nasihat dalam penutup….

Waktu terus menggerus. Kita kian menua setiap detiknya. Masa feel dan pengetahuan kita terhadap Quran gini-gini aja?

Quran bukan hanya sebuah buku untuk dibaca dan dihafal. Ia adalah buku yang harus kita jalani nilai-nilainya. Yang berarti.. semakin dalam pemahaman kita, semakin kita menghubungkan apa yang dipelajari dari Al-Quran dengan kehidupanmu sehari-hari, semakin baik kita melihatnya sebagai alat pedoman dan teman hidup.

Tadabbur tidak lain sebagai #problem solver. Ketika punya masalah lalu kita kembali ke Quran, kita akan merasakan seolah-olah kaya ayat itu turun khusus diturunkan untuk masalah kita. Kita mungkin udah baca ayat itu ratusan kali sebelumnya, tapi baru saat itu ayat-ayatnya nge-klik and become so real + live di kehidupan kita.

Tadabbur tidak lain sebagai #bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Karena diturunkan berabad-abad lalu bukan berarti ia hanya menjadi pelajaran bagi orang-orang zaman dulu saja seperti kaum Ad dan Tsamud. Sebaliknya, kandungannya itu begitu timeless dan dekat dengan pembacanya. Siapapun dapat mengambil pelajaran.

Tadabbur tidak lain akan #memperbaiki-shalatmu. Karena ayat yang telah kamu baca, hafal dan tadabburi kamu lantunkan lagi dalam sholat dengan kesadaran makna yang lebih baik. Shalatmupun akan jauh lebih berkesan. Bukankah sholat itu amalan yang pertama dihisab nanti?

Tadabbur
Bangun hubungan yang kuat dengan Al Quran dan kembangkan karaktermu sebagai muslim!
Download PDF tentang Tips Tadabbur ini disini

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Next Post

REAL AND TOXIC FRIENDS #versiQuran

Mon Apr 13 , 2020
Mungkin tiap-tiap kita udah punya definisi sendiri tentang apa itu toxic friends dan apa itu real friends. Nah disini, aku mau coba bahas real and […]