Hidup di era sosmed bikin mata kita gampang banget ngeliat segala pencapaian, kehidupan dan kepunyaan orang lain. Nah kadang tanpa sadar, suka bermunculanlah “bibit-bibit berlomba dan kecenderungan saling berbangga” yang sifat ini tuh sering banget di rem sama Al Quran! Biar kita gak terus-terusan tertidur lelap dalam realita yang menipu.
Nasihat jleb ini ada di sebuah surah. Surah yang location-friendly alias surahnya engga jauh atau nyempil di tengah-tengah Quran. Siapapun pasti gampang nemuin karena ada di juz 30! Kamu juga pasti dah hafal dan sering dipake di shalat. 🙂
Apa itu?
Ialah…
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. (102:1)
Sebenernya ayatnya cukup straight-forward sih buat dipahami. Tapi aku mau bahas sesuatu yang gak kebawa di terjemahan..
Perhatiin deh. Ayat itu terdiri dari dua kata; لهو dan كثر. Oke, pertama kita bahas Lahwun dulu yaa. Kata yang muncul berbelas-belas kali di Quran ini sebenernya punya arti yang kaya–dari akar katanya:
La – haa itu ketika kamu tersibukkan oleh satu hal dari hal yang lain (yang lebih penting).
Biar gampang pahaminnya, gini anggaplah suatu hari kamu lagi nunggu boarding di bandara. Pesawatnya mau terbang 30 menit lagi tapi kamu tuh sibuuukkk banget pantengin story-story orang di Whatsapp, mainin medsos, games, dll sampe lupa waktu ga nyadar gate-nya udah ketutup dan akhirnya ketinggalan pesawat 😱. Nah yang kek gitu disebut lahw. Kenapa? karena kamu terlalaikan dari sesuatu yang lebih penting. Ada sesuatu yang menyibukkan kita yang akhirnya bikin waktu, tenaga, usaha, peluang penting terbuang-buang.
Ohya, lahwun ini juga kata yang sering dipakai buat nyebut #2 entertainment. Kek lagu dan joget-joget, syair, senda gurau, judi, dll yaa intinya sesuatu yang digunain orang buat ngabisin waktu. Lahwun juga bisa berarti #3 “sesuatu yang meaningless” kalo kita ngeliat turunan kata yang lain.
Naah mungkin kita bertanya-tanya.. apaan sih emang, yang udah bikin manusia segitunya terlalaikan dari hal yang lebih penting?
Ialah. At takaatsur. Apa artinya?
Tanafus (Bersaing Untuk Menginginkan Lebih)
Berlomba untuk menambah. Jadi misalnya sekarang kita baik-baik aja nih dengan apa yang kita punya, sampe pas ngeliat orang punya lebih kita jadi kepengen. Kita pengen kayak mereka atau lebih baik dari mereka. Mereka punya A, B, C, terus kita mikir “Oke, gue harus punya A, B, C dan D dan E dan F”. 😤
Nah terus pas udah punya, kepengen deh #2 show off. Kita pengen mastiin mereka ngeliat apa yang kita punya dan bikin mereka ngerasain apa yang tadinya kita rasain. Waktu itu kita ngerasa rendah, sekarang kita pengen bikin mereka ngerasa rendah juga. #Astagfirullah 🤧
Contoh dekat, misal ada temen yang weddingnya mewah, bagus, unik, dll. Terus dalam hati kita kepengen “Tar wedding gue harus lebih bagus, 😤 lebih unik,😤 lebih mewah. 😤 lebih tersorot dari dia. Atau emak-emak kepengen wedding anaknya lebih baik dari temen dan tetangganya semacam bergumam, “Ok we will show them later”.
Itulah Takaatsuur..
Dan sebenernya, kecenderungan berlomba kek gini bukan terjadi di umur kita doang. It happens in human nature. Anak kecil juga gitu.. Kalo di sekolah ada seorang anak yang punya alat tulis bagus nih, Eh giliran temennya punya penghapus BARU, “Nih liat niih!! 😌 penghapus aku baru. ☺️ Baunya stroberiii. Uh wangiii dan lucu banget.” Yang satu lagi ngeliat, iri, kesel dan pulang ngerengek. “maamaa aku mau penghapus baru… yang dia. Kayak gini gini gini. Aku mau wanginya yang jeruuk…yang lebih bagus” 🍊
Jadi at-takatsur gitu… Bersaing / berlomba dengan orang lain lebih lebih dan lebih. Bisa dalam hal penampilan, ketenaran, jumlah followers, subscribers, berapa banyak like dan comment, berapa banyak yang perhatian yang didapat dari dunia maya, dan seterusnya
Ohya selain itu takatsur bisa juga berarti #3 terobsesi untuk punya lebih lebih dan lebih untuk diri sendiri, walaupun di dunia ini dia hidup sendiri dan gaada orang lain sebagai saingannya. Misal, ada pengusaha. punya ratusan karyawan di berbagai kota, penghasilan udah berpuluh puluh M tapi massih aja ngerasa mau lebih lagi. Ga pernah cukup dan selalu mau nambah lagi.
Nah semua itu adalah bentuk takaatsur. Allah bilang kalo yang kek gini MELALAIKAN kita. MENYIBUKKAN kita dari hal yang jauh jauh jauh lebih penting. 😭 Dan Kamu tau? Sebenernya yang serem itu ada pesan di ayat terakhirnya
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
Kemudian, kamu bakal DIINTEROGASI tentang constant blessings yang kamu terima secara terus menerus. 😭😭
Serem banget!! Kepikiran nggak segala nikmat yang ada di hidup kita? Gausah yang jauh-jauh. Yang setiap hari kita rasain aja. Misal tempat tidur empuk yang selalu ada, air yang selalu mengalir, internet yang selalu tersambung, baju yang selalu ada di lemari, makanan dan minuman yang selalu ada, AC yang selalu berfungsi, pembuluh darah yang mengalir tanpa biaya. Semuanya. Semuanya bakal ditanya. Harusnya semua nikmat itu bikin kita MAKIN BERSYUKUURRR.. bukan makin distracted. Terlalaikan. Tenggelam dalam nikmat. Dan parahnya malah melupakan ALLAH Sang Pemberi Nikmat.
Dan bersyukur itu, bukan ngucap “alhamdulillah” terus pantengin LAGI medsos. Atau ngucap “alhamdulillah” terus main games atau pantengin lagi flash sale di Shopee buat terus-terusan menuhin wishlist keinginan yang tanpa ujung. Bukan. Bersyukur itu menggunakan nikmat sebagai kendaraan agar makin dekat dengan Allah dan makin-makin banyak beramal.
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.
(Al-Hadid: 20)
Jangan lagi tertipu,
dengan hal-hal yang palsu
lagi menipu..