Hari raya..

Apakah semata-mata tentang membalut diri dengan baju indah nan baru?

Memanjakan perut dengan makanan lezat setelah sebulan lamanya kosong di tengah hari?

Bersilaturahim siang malam dengan orang-orang yang tersayang?

Hari raya memanglah perayaan..

Tapi sesungguhnya, ia perayaan atas segala usaha dan kerja keras kita selama Ramadhan..

Berangkat dari situ, kita pun segera dipadati beberapa pertanyaan evaluasi:
Sebaik apakah kita telah memaksimalkan hari-hari dalam Ramadhan?
Apakah selama ini kita benar-benar berlari untuk mencari ridha Allah?
Apakah sejauh ini kita benar-benar bekerja keras membangun takwa dalam diri?
Sesungguh apa kita mencari kemuliaan dalam malam-malam Lailatul Qadrnya?

Banyak di antara mereka yang mengeluh,
atas ketidaknormalan hari Raya ini 2020 ini..

Mereka yang tidak bisa meraup banyak keuntungan karena pembatasan mobilitas,
Mereka yang jenuh karena tidak bisa berkumpul temu dengan kerabatnya,
Mereka yang menyesal karena tidak bisa berpesta ria takbiran, seperti tahun biasanya..
Mereka yang tidak bisa menyesakki pasar-pasar untuk berburu diskon lebaran, yang akhirnya tidak juga bisa menunjukkan pakaian terindahnya,
dalam media sosial,
maupun pada mata-mata saudaranya,
dalam bersilaturahim..

Sahabat..

Renungkanlah pandemi yang pertama kalinya terjadi dalam hidup ini …

Bukankah pandemi ini telah MENGEMBALIKAN hari raya pada HAKIKATnya?

Bukankah pandemi ini telah mengajarkan untuk membatasi diri dari segala aktivitas yang sejatinya tidak perlu?

Bukankah pandemi ini telah mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam membeli sesuatu yang bukan kebutuhan?

Hari Raya..

Ia bukanlah semata tentang budaya dan euforia
Ia merupakan pintu pembeda antara Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya
dimana ketika keluar, kita harus membawa sesuatu dari apa yang kita perjuangkan di dalamnya;
Kesabaran dalam menahan nafsu,
Kerendah-hatian dalam perilaku,
Keringan-tanganan bersedekah
Kekonsistenan dalam bacaan Quran
juga kuantitas-kualitas ibadah harianmu..

Apalah artinya hari Raya ini jika yang setelahnya kita tetaplah menjadi pribadi yang lama dan tidak memperoleh peningkatan spiritual apa-apa?

Untukmu yang masih saja berulang kali berkata
“Hari Raya ini berbeda..”
Ketahuilah,
hari Raya takkan pernah berbeda..
Ia tetaplah berlaku pada satu syawwal
Ia tetaplah sebuah perayaan,
bagi mereka yang berjuang sungguh-sungguh selama Ramadhan
Takkan pernah ada Idul Fitri yang berbeda
Yang berbeda hanyalah
Bagaimana dirimu dalam menyikapi qada dan qadarnya Allah..

Dan ketahuilah,
bahwa hari Raya yang sesungguhnya
dimana kita bebas
berpesta sebesar-besarnya, bersuka cita sejadi-jadinya
ialah ketika kita dapat melewati proses yaumul hisab dengan mudah,
menerima buku catatan amal dari sebelah kanan,
dan ditetapkan syurga sebagai tempat tinggal terakhir kita untuk selama-lamanya..

Aku pun berdoa, semoga lelah-lelah kita di dunia, dapat mempertemukan kita untuk dapat merayakan Hari Raya bersama, dalam pertemuan dengan Allah di akhirat nanti..

Semoga Allah menerima segala puasamu, shalat sunnah dan wajibmu, sedekahmu, lantunan tilawahmu, usaha untuk belajarmu, senyummu pada saudaramu, kesabaranmu untuk berdiam di rumah selama pandemi berlangsung..

Taqabalallahu minna wa minka…
Semoga Allah menerima segala amal yang telah kita persembahkan dengan baik selama Ramadhan ini..

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Next Post

When fatherly love become useless..

Sun May 31 , 2020
Jika ditanya siapa orang yang paling berjasa dalam hidup kamu, kamu tentu menjawab, “ayah.. ibu.. orang tua..” Jika ditanya siapa sosok yang tiada henti-hentinya mencintaimu […]