Karena udah jadi ‘muslim senior’ (islam dari lahir atau dah lama hijrah), kadang kita tu suka ‘males’ review sama ayat-ayat yang udah pernah dihafal. Misal lagi kajian terus ustadznya bacain suatu ayat yang familiar, terus di benak melayang:
Ah ayat itu mah, gue dah tau dari SD!
Ah ayat itu, gue dah khatam sejak lama.
Ah ayat itu, gue sering banget kali.. baca dan ngedenger itu di kajian.
Ah ayat itu, gue malahan udah pernah bahas tafsirnya.
Itu TIPU DAYA SYAITAN yang bikin kita sombong. Istighfar!
Padahal, kalo kita nyoba rendah hati buat dengerin lagi bacaannya, nerima penjelasannya dan mau review lagi dari hati, trust me.. IT CAN BE SOOO DIFFERENT. Pemahamanmu, perasaanmu, koneksimu, dan PERSPEKTIFmu terhadap ayat itu bisa JELAS berbeda. Kenapa? karena kamu yang ‘saat itu’ dan kamu yang ‘saat ini’ berbeda dari segi akumulasi pengalaman, perasaan dan emosi, dan perkembangan zaman — karena ini mempengaruhi apa yang terjadi di lingkunganmu.
It happened for this surah, At Talaq.
Kita mungkin udah sering banget denger nasihat “Yaa tenang aja kan ada Allah!” atau “Yaakan emang setiap masalah ada jalan keluarnya.” – Pokoknya kita pinter banget deh di teori. BUT IN REAL, kita seringkali gagal mengaplikasikan ayat itu ketika dihadapkan dengan situasinya. Misal, komputer nge-hang, pasti yang diucapin ‘keluhan’ dulu kan dibanding yang lain? “Ih ni laptop ngapa lagi? Ih kok gini?” terus kita ngutak-ngatik sendiri laptop tanpa mikir itu Allah yang lagi ngetes attitude. Jarang banget ketika ada masalah, kita langsung ke Allah. Kita kadang terlalu responsif dan ‘terlalu sibuk’ ke masalahnya. Kadang kita keburu ‘egois’, mikirnya segala sesuatu akan berubah kalau hanya kita yang usaha. Padahal segalanya akan jauh lebih mudah dengan Allah — kalau aja kita mau rendah hati kepada-Nya.
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ….
At-Talaq: 2
When you’re conscious of Allah, Allah will make a way out for you.
Ketika kebayang visualisasinya atau konteksnya, kaya di film pendek ini: Where is God? (nontonnya nanti aja pas udah abis baca artikel ini😅). Ketika nonton, kamu akan berasa ayat itu HIDUP dan NGENA BANGET, dibanding baca translation, tafsir, terus langsung tutup buku –karena aku pribadi tipe belajar visual.
Kadang Allah itu PENDING jalan keluarnya/gak langsung berdoa terus BREK dikasih untuk memberi kita ‘perspektif baru’ terhadap sesuatu.. and it is a LIFETIME PERSPECTIVE! Mengutip dari Ust. Omar Suleiman:
Sometimes, Allah will take a little bit of your health, to make you recognize the blessing of your health.
Sometimes, He will take a little bit of your wealth, to make you recognize the blessing of your wealth.
Sometimes, He will take a little bit of your time, to make you recognize the blessings in your time.
ALL IS PUT IN YOUR PERSPECTIVE. Buat apa? Biar lebih bersyukur, dan gak kehilangan tujuan kehidupan.
Perihal jalan keluar, jadi keingetan kisah Yunus Ibn Matta a.s. Seorang Nabi yang kisahnya menarik banget dan juga mengunggah jika kita bisa mengambil angle hikmahnya. Ketika beliau meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, lalu naik kapal, diturunkan dari kapal dan ditelan ikan, beliau PERNAH ADA di 3 LAPIS KEGELAPAN. Bayangin.. 3 LAPIS, dong!!!! Kita aja mati lampu di rumah, udah gelagepan, gelisah, dan ketakutan. Padahal cuma di rumah (satu lapis) dan masih ada beberapa orang juga. Ini berlapis lapis gelapannya dan sendirian pula, subhanallah.. Apa aja sih lapisannya?
- Gelapnya saat malam
- Gelapnya kedalaman laut
- Gelapnya di dalam perut ikan Nun
Bahasa kitanya, beliau tuh lagi nyari ME TIME.. Tapi akhirnya beliau sadar bahwa ketidaksabarannya itu salah. Saat itu semua ciptaan Allah (malam, laut dan ikan raksasa) gak ada yang bisa nolong beliau sama sekali. Beliaupun semakin tersadar dan bersegera memohon ampun atas dosa dan kelalaian dalam menghadapi kaumnya. Setelah 3 hari di dalam perut ikan, beliau berseru dalam kondisi sangat gelap:
(*) لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ ….
Al-Anbiyaa: 87
Tiada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.
Kerendah-hatian dan Ketakwaan sosok nabi Yunus saat itu langsung membuat jalan keluar MUNCUL dari arah yang tak pernah terbesit di benaknya. Dari arah yang gak disangka-sangka. Lautan yang nampak tak berujung berubah seketika, seakan menjadi daratan gurun pasir. Beliau dibawa dan dimuntahkan oleh Ikan itu ke darat, BAYANGIN! Angle lain juga yang bisa kita refleksikan: Modal bertakwa sama Allah, Nabi Yunus jadi gak perlu cape-cape berenang ke tepian daratan. Tinggal ‘numpang’ di perut ikan aja langsung sampe ke daratan.
#Allah itu yaa kalau nolong suka surprise. Bikin makin jatuh cinta. Maha Dahsyat Skenario-Nya.
Intinya, kunci masalah cuma di rendah hati dan bertakwa sama Allah. Disini, Allah udah mengabadikan nama Yunus sebagai suatu surah di Al Qur’an dan menjadikan kisah dan doanya sebagai pelajaran. Nah untuk kita, jangan tunggu sesuatu yang sulit dulu buat bikin kita sadar Allah/ingat Allah. Jangan tunggu ujian datang dulu baru kita taubat sama Allah. Sekarang juga kita sadarin diri, tingkatin iman dan update taubat. Karena taubat gak usah nunggu dosa. 🙂
Syekh Omar juga bilang, segala sesuatu yang ada di dunia ini DISPOSABLE / REPLACABLE. Kehilangan harta, bisa dicari lagi. Kehilangan pekerjaan, bisa ngelamar lagi. Kehilangan posisi, bisa diganti. Kehilangan image atau kepercayaan, bisa dibangun lagi.
BUT.. IF YOU LOSE ALLAH?
YOU LOSE EVERYTHING… INCLUDING YOURSELF!
Selama ini..
apa yang kita izinkan hilang dari diri kita?
Perhiasan duniakah?
atau ALLAH?