Pernah ngga sih kepikiran, “Cobaaaaaa aku tinggal sama nabi yaa. Pasti auto-baik… Iman sering naik, setan gak gampang berbisik, pokoknya…. hidup super asik.
TERNYATAA…ENGGA JUGA!
Siapapun kamu yang lagi baca tulisan ini, pasti pernah denger ungkapan, “kalo kita deket sama tukang minyak wangi, kita bakal ketularan wanginya. Kalo deket-deketnya sama tukang las, kitabakal kena asepnya.”
YEP.
Temenan sama orang “begini”, kita bakal kecipratan “begitu”. Misalnya.. kita bestie-an sama orang kaya yang dermawan, yaa kita jadi kecipratan enaknya; makan – dibayarin, jajan – dijajanin, butuh duit – dipinjemin, dll. Kalo kita akrabnya sama yang pinter dan baik hati di sekolah, Kita tuh jadinya sering diajarin kalo ada yang ga ngerti, PR bisa dikasih tau cara ngerjainnya, tanpa harus bayar les lagi. Sering denger kaan yang kek gitu??
Hmm iya…
Nah gak jarang juga analogi itu suka di relate-relate-in dengan orang shalih.
Orang-orang juga sering bilang, kalo seseorang deket sama orang shalih, dia pasti ketularan shalihnya. Jadi auto-deket sama Allah karena ibadahnya selalu diingetin. Sehari-harinya selalu terekspos sama cahaya orang itu, kecipratan takwanya, dan sebagainya. Dan kadang kita selalu kebawa sugesti itu. Tiap kali kita ngeliat ada orang yang baiik + pinter + shalih –yang kita kenal di sosmed– kita berandai-andai “Duuh cobaaaa ajaa aku deket sama si dia, pasti hidupku ga bakal kayak gini…. 😖 Imanku ga bakal setipis ini. Segalanya pasti mudah. Aku gak bakal sejauh ini dari Allah..” 🤧
Well, kamu tau nggak, hubungan antara kedekatan dan jalan hidayah tuh udah pernah di capture di Quran 1400 tahun laluu… Di surah ini, ada suatu hal yang beda banget! Kasus yang beda. Dan ayat ini completely changed the way we see things..
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”. (QS. 66: 10)
Coba deh liat dua contoh orang di ayat ini; Istri Nuh dan Istri Lut. Maksudnya yaa bayangin aja… Kurang deket apaaa coba mereka sama ‘seorang nabi’? Suaminya sendiriii lohhh!! Tiap hari bisa ketemu sama “utusan-Nya Allah.” Seorang yang deket banget sama Allah. Yang megang mukjizat lagi.. depan matanya. Kalo dibilang ‘terpapar cahaya’ istri-istri itu terpapar banget. Laah gimana engga, siapa di dunia ini yang bisa punya taqwa sebesar para nabi? Ga ada! Dan ayatnya sendiri bertutur bahwa mereka berdua ini ada di bawah pengawasannya dua nabi Allah langsung! Mereka berdua ini punya akses kedekatan yang luar biasa besar. Mau nanya apa-apa – gampang, mau liat role model – gampang. Mereka punya sesuatu yang orang-orang (bahkan kaumnya) ga punya. But they dont take advantage of it. Bukannya jadiin jalan hidayah, malah mereka kian tak terarah.
Dari situ kita jadi belajar..
Bahwa dekat dengan orang shalih hanyalah sebuah ikhtiar. Yang memang tiap-tiap kita perlu perjuangkan. Ikhtiar mencari lingkungan yang baik.. buat kita, adik kita, atau mungkin anak-anak kita. Tapiii… di manapun kita berada, ternyata hidayah tetaplah hidayah. Shalih atau engga nya seseorang di sekitarnya, di lingkungan manapun ia berada, semua hak preogratif Allah.
🥀
Duuh sedih banget..
Ini bisa jadi bahan refleksi tiap-tiap kita juga.. Mungkin selama ini kita ga sadar, kita tuh berada di lingkungan baik, kita punya banyak kawan baik, saudara baik, lingungan baik, terekspos dengan banyak cahaya jalan kebaikan, tapi kita gak pernah kecipratan baik. Astagfirullah Astagfirullah.. 😖 Jangan sampai kita kayak dua contoh istri di ayat At-Tahrim itu. 🤧 Yang terekspos deket banget sama sosok TERBAIK tapi ga pernah jadi baik.
Semoga Allah selalu tempatkan kita di lingkungan yang baik yaa, sekaligus bikin kita jadi baik. Semoga Allah mengelilingkan kita dengan orang-orang yang penuh cahaya, yang cahayanya mudah masuk ke relung-relung hati kita. Semoga Allah mudahkan kita, menerima getaran hidayah-Nya..
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
“Ya Allah tuntunlah hati kami pada kebenaran dan bantulah kami untuk mengikutinya. serta Ketika kami melihat hal buruk sekeciiil apapun itu, bantulah kami menjauhinya, sejauh-jauhnya.”