Kok bapaknya saleh, anaknya kaya gitu?
Kok belajar di sekolah islam, kelakuannya kaya gitu?
Kok sering ngaji, omongannya kaya gitu?

Kok…?
Kok..

Maka kali ini, kita berbicara tentang hidayah.

Tentang cahaya yang hanya dianugerahkan kepada mereka yang Dia kehendaki.

Lewat surah yang bermakna ‘cahaya’, kita bakal terlebih dahulu nge-zoom bareng satu ayat yang ngomongin ‘Dia’, Sang Sumber dari semua cahaya langit dan bumi. Bukan matahari. Bukan juga bulan. Let’s see..

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu seakan-akan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

An-Nuur: 35

Allah itu Dzat yang menerangi seluruh alam ini; langit dan bumi dengan cahaya-Nya. Bayangiiinnnn!! Satu ciptaan-Nya aja [matahari] udah bisa menyinari seluruh bumi yang luas! Saking kuatnya, ia bisa ngebakar manusia. Itu aja baru satu benda-Nya, lalu gimana dengan Allah yang Sumbernya Segala Cahaya? Tentu kalau bukan karena ke-Mahalembut-an Allah, kita semua sebagai makhluk bumi juga ‘bisa banget’ ikut terbakar.

Well, ini maksudnya ‘menyinari’ secara kasat mata aja gitu ya? Kek lampu LED?
Yaa gak sesempit itu juga kalii. Selain konkrit, cahaya ini juga bisa bermakna abstrak, yang berarti hidayah. Dengan kata lain, Allah lah satu-satunya pemberi petunjuk bagi seluruh penghuni langit dan bumi. Dia pula semata yang mengatur segala urusan yang ada pada keduanya.

… Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu seakan-akan bintang yang berkilauan

Ini adalah ANALOGI orang-orang yang ditunjukkan kebenaran dan hidayah oleh Allah. Permisalan para hati yang diperciki cahaya-Nya [ke iman dan al-Qur’an] ibarat lubang atau celah pada dinding yang di dalamnya ada lampu yang meneranginya ➝ celah ini sering dipakai buat tempat lampu yang berfungsi untuk memagari sinarnya biar makin kuat dan gak tembus kemana-mana. Lihat gambar berikut:

dan lampu ini ada di dalam kaca lagi yang karena bening parah, seolah-olah itu kaya bintang yang berkilau seperti kilaunya mutiara..

Kalau kita bisa relate, siapapun yang gak ‘kena’ cahaya, pasti dalam kegelapan kan? Yap! begitu juga setiap manusia yang gak dapat cahaya (hidayah) Allah. Dijamin! Isi hidupnya udah pasti gelap. Wajar deh kalo dimata dia, semuanya hal jadi gak ada bedanya (buruk, baik, halal dan haram), karena kalo gelap kan gak bisa ngeliat dan ngebedain apa-apa. Sama-sama hitam. Ibarat ada di basement gedung yang semua listriknya lagi mati. Orang yang dalam kegelapan, semuanya jadi blur. Gak pake jilbab kelihatannya benar. Gak sholat kelihatannya fine. Minum dan makan yang haram ngerasa lumrah. Kenapa? Karena itu. Gelap. Gak bisa ngebedain dengan jelas mana yang baik mana yang buruk.

Beda sama orang beriman yang dihatinya ada cahaya. Dia bisa melihat jalan yang dia tuju secara jelas, segala keputusan yang diambil juga jelas. Perkataannya, perbuatannya, semua sejalan dengan syariat-Nya yang bercahaya.

dan cahaya itu ternyata gak berhenti sampai situ..

dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.

Kita pasti udah familiar sama zaitun. Pohon zaitun termasuk diberkahi karena buahnya bisa dipakai buat lauk, minyak, penyamakan kulit, dan bahan bakar, dan gak ada bagian pohon pun yang gak punya manfaat. Nah pohon zaitun ini tumbuhnya di puncak bukit. Ia dapat sinar matahari secara sempurna alias gak terhalang apapun, baik di waktu matahari terbit maupun terbenamnya. Jadinya pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.

Minyak zaitun sendiri aja udah terang karena bersih, murni, dan indahnya. Maksudnya, kalau aja kesentuh api, pasti sinarnya lebih-lebih terang lagi.. begitulah perumpamaan yang Allah buat, permisalan hidayah yang selalu menyinari hati orang-orang beriman, yang mendapat hidayah, taufik, untuk mengikuti Al-Qur’an. Semoga Allah menjadikan hati ku dan hati kamu seperti itu… #hiks

... Cahaya di atas cahaya …

Lampunya ngeluarin cahaya, kacanya juga ngeluarin cahaya, dan celah di dinding juga mantulin cahaya.. Dapat cahaya dari api juga dari minyaknya. Cahaya berlapis cahaya.

Menurut Syaikh As Sadiy, inti dari perumpamaan yang Allah buat ini adalah setiap manusia diciptakan di atas fitrah-Nya, seperti minyak yang bersih. Maksudnya apa? Fitrah mereka itu siap menerima pengajaran dari Allah serta mengamalkannya. Kalau ilmu sampai padanya, maka cahaya yang ada di hatinya itu menyala seperti sumbu yang menyala di dalam lampu itu. Hatinya bersih dari maksud atau paham yang buruk. Apabila iman sampai kepadanya, maka akan bersinar lagi hatinya dengan sinar yang terang karena bersih dari kotoran, dan hal itu bersihnya kaya kaca yang berkilau, sehingga berkumpullah cahaya fitrah, cahaya iman, cahaya ilmu, dan bersihnya mengenal Allah, sehingga cahaya tersebut di atas cahaya.

Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki ..

Dan balik lagi, petunjuk ini gak murahan. Gak bisa dibeli pake logam mulia atau dollar walaupun kamu punya seluas bumi. Petunjuk itu hak preogratif Allah. Kok gitu? Kenapa semua orang gak bisa mendapat cahaya Allah? Karena Allah cuma ngasih ke mereka yang ‘mau nyamperin’ hidayah. Bukan, “Ya gue udah kaya gini. Berarti kan emang maunya Allah. Emang Allah aja yang pengen gue jadi kafir!” No. No. No. Bukan kaya gitu. Setiap manusia itu fitrahnya bersih dan siap menerima pengajaran dari Allah.

dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia

Karena ilmu Allah tinggi, luas dan meliputi segala sesuatu, Allah ngejelasin perumpamaan-perumpamaan ini gak lain biar manusia paham, gampang mahamin kandungannya, bisa ngambil pelajaran dan akhirnya mau beriman. Agar kebenaran makin jelas bagi mereka dan bisa memahami kelembutan dan ihsan dari Allah kepada mereka.

Jadi, sudah sepatutnya kesibukan kita itu memikirkannya dan memahaminya, bukan malah membantahnya dan mempertentangkannya karena jangkauan pengetahuan kita gak pernah sebanding dengan Allah.

… Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Logikanya gini, misal smartphone. Okelah kita termasuk orang yang ‘jago’ kotak katik Hp. Tapi sejago apapun kamu, you’ll be nothing karena ada yang jauh lebih jago lagi. Yaitu pencipta HP. Mungkinkah orang yang menciptakan HP itu gak tau seluk beluk HP?  Software dan hardwarenya? Mungkinkah Steve Jobs clueless sama seluk beluk Iphone and Macbook? Gak mungkin banget!!

Begitu juga Allah. Allah yang menciptakan langit dan bumi. Sungguh lucu sekali jika ada sesuatu yang tertutup dari-Nya walaupun ia ada di bawah tanah lapis ke7 sekalipun. Tidak ada yang samar, walaupun yang buruk-buruk itu baru sekedar terbesit di benakmu.

So kalau disimpulkan, kita bisa makin paham kalau hidayah itu murni cahaya dari Allah, yang hanya diletakkan di hati siapa yang Dia kehendaki. Gak bisa diturunkan ke anak, dihadiahi ke teman, disumbangkan ke orang tua, dll. Mau kita punya harta seluruh bumi dan diperuntukkan untuk membelinya, we’ll never able to do it since it’s super priceless. Ia adalah harta terbesar dan termewah seseorang. Sebagai muslim, yang perlu kita lakukan menjemput hidayah dan terus berusaha menjaganya, sepanjang hayat, hingga tiba pertemuan kita dengan-Nya.

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

2 thoughts on “Kenapa Bisa Gak Dapet Hidayah?

  1. Masya Allah 😭😭😭😭😭😭
    So deeply ,,masya Allah semoga hidayah itu untukku,kamu dan semuanya Aamiin Allahumma Aamiin

  2. baik, memanglah seperti itu jika bapak dan kelakuan anak memang seperti itu mengaji kok kasar yah makanya saya bingung betapa sikap saya seperti itu

Comments are closed.

Next Post

Amal yang lenyap di akhirat

Wed Aug 12 , 2020
“Gak perlu islami banget!! Jadi orang baik aja cukup!” “Jadi baik tuh basic. Gak perlu pake pendekatan agama!” At first, I thought that life was all […]