Mungkin tak banyak dari kita yang sadar

bahwa analogi hidup ini..

ibarat menaiki sebuah kereta..


Aku ingin berbagi sebuah renungan
mungkin sederhana
karena ia hanya didapat dari sebuah transportasi
yang ku naiki beberapa tahun lalu
dalam perjalanan panjang, menuju sebuah kota..

Suatu hari..
Aku bersama orang-orang lain yang tak ku kenal
Menunggu di sebuah stasiun awal keberangkatan
Ketika waktunya tiba, pintu kereta pun dibuka, dan kami memasukinya
Duduk dan tak lama kemudian,
kereta membawa kami pergi..

Seperti pada umumnya, ia akan berhenti pada setiap stasiun yang dilaluinya
Beberapa lama kemudian, tiba saatnya kami berhenti di stasiun pertama
Aku melihat banyak orang-orang berguguran,
turun dari kereta..
Ada pula orang-orang baru berdatangan,
masuk ke dalamnya.

Kereta itupun menutup pintunya dan kembali pergi
Hal yang sama dilakukan di setiap stasiunnya..
beberapa orang-orang turun,
beberapa orang-orang menetap, dan
orang-orang baru berdatangan
Begitulah seterusnya
Sampai pada akhirnya..

stasiun terakhir

kereta kami tiba di stasiun terakhir..
kami semua wajib turun,
tak ada yang tersisa satupun di kereta itu
Dan setelahnya, orang-orang sibuk menuju ke urusannya masing-masing

Pengamatan itu membawaku berpikir dan akhirnya
menemukan kecocokan persis antara hidup kita dan perjalanan kereta. 

Kereta ibarat dunia,
dan kita memasukinya bersama orang lain yang tak kita kenal jua
Para penumpang adalah insan-insan dunia
Kita menunggu di dalamnya sampai suatu waktu, sampai saatnya nanti kita turun (meninggal)
Tiap-tiap orang turun di waktu dan tempat yang berbeda,
ada yang lebih awal, ada yang lebih akhir..
tergantung pada stasiun mana ia telah ditetapkan dan tertulis pada tiketnya
Stasiun kita turun adalah tempat kita meninggal
Setiap orang dipastikan akan turun di stasiunnya masing-masing
Yang lebih awal turun ibarat meraka yang meninggal mendahului kita.
Yang baru berdatangan dari stasiun pemberhentiannya,
ibarat bayi-bayi yang baru seja terlahir ke dunia
dan mereka juga menunggu saatnya untuk kelak turun..

dan.. Kamu tahu..
Stasiun paling terakhir,
dimana kereta itu tak bisa lagi berjalan, dimana semua manusia gugur tak tersisa..

ibarat YAUMUL QIYAMAAH..

Ketika orang-orang turun dari stasiun terakhir dan bersegera ke urusannya masing-masing, ia persis sekali seperti YAUMUL HISAB.
Setiap orang menuju Rabb-Nya, sibuk dengan urusannya masing-masing, untuk dihitung dan disidang tentang segala amal perbuatannya selama di dunia..

Dari analogi ini, kita dapat memahami satu pelajaran BESAR :
Jika kamu menunggu di dalam kereta untuk akhirnya ‘turun’,
sadar atau tidak sadar,
Jarakmu dengan ‘stasiun terakhirmu’ semakin dan semakin mendekat..

If that happen, then..
would you just busy looking at the scenery through the window and get drowned in the beautiful view without realizing its Creator?
would you just do everything you want and NOT PREPARING any of the meeting for Your Lord?
would you still waste your time all along in the train?

.

In fact, we’re suppose to be busy, looking for something that can only PLEASE HIM.
Sudah sepatutnya kita jadi lebih sadar untuk melakukan sesuatu yang bikin pertemuan kita dengan Sang Pencipta “AMAN”. Bukan sebaliknya, terlena bermain-main di pernak-pernik kereta dan fokus pada pemandangan sepanjang jalan dari jendela, yang akhirnya membuat kita lalai dan melupakan ‘stasiun akhir’ kita.

Bayangkan..
Jika di tengah asyik bermain, tiba-tiba
TERDENGAR pemberitahuan
bahwa pemberhentianmu selanjutnya adalah STASIUN TERAKHIRMU.

PENYESALAN SEPERTI APA yang akan kamu rasakan?
MENUJU ALLAH DENGAN PERSIAPAN KOSONG?

PASRAH AJA?
PUTAR WAKTU SEKERAS MUNGKIN??

SIA-SIA……

Then, listen to this advice that comes truly from my heart...

Sebelum stasiun akhirmu tiba, sibukanlah dirimu untuk mempersiapkan amal-amal terbaikmu, yang Allah suka.
Selama masih dalam perjalanan, fokuslah taat, fokuslah menjadi bermanfaat, karena benarlah..
Betapa hidup kita bagai sebuah perjalanan dengan kereta.

And once again..

We’re getting closer to our final station.

One of the passangers,

Siti ~

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

Next Post

Tobat Nanti Aja di Akhirat!

Thu Jun 18 , 2020
Buat yang pernah mikir kaya gini, please.. Better kamu niatin diri deh buat baca artikel ini sampe habis. Tentang satu ayat gimana Allah ngingetin manusia-manusia […]