Dari surah ini, Allah seakan ngasih tau bahwa seluruh orang di dunia ini, menghabiskan waktunya dalam kesia-siaan..

وَالْعَصْرِ
Demi Masa

Kamu tau? Allah gakkan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang penting dan untuk hal yang penting.

Kalo di kita ada yang ngomong, “Sumpah ini beneran!” atau “Sumpah gue ga boong” Berarti kan ada sesuatu yang mau ditekankan yaa disitu..

Nah tapi sebelum ke sumpah, kita bahas dulu arti ‘Asr.

kata “Waktu” dalam bahasa Arab tuh banyak. Bisa ‘Asr, Waqt dan Dahr. Kalau Asr (kayak di surah ini) tuh Periode waktu. Contoh: usia, dari awal kelahiran hingga kematian. Naah sepanjang masa hidup itu disebut Asr.

Beda lagi sama waqt yang berarti dari satu hal ke hal lainnya (singkat). Contoh: Kamu belajar dari jam 1-3. Nah pakainya waqt, karena menunjukkan jadwal atau agenda.

Beda lagi sama Dahr (the totality of time / masa secara keseluruhan)

‘Asr juga bisa bermakna ‘angin keras’ atau ‘sesuatu yang bergerak cepat’. Kalau dikaitin dengan waktu, maknanya ‘berlalu sangat cepat dan yang telah lewat tidak akan pernah kembali’.

Okeee ini baru sumpah. Apa sih yang disumpahin?

 إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Sesungguhnya manusia benar2 tenggelam dalam kerugian.”

Naaah mungkin kalo kita denger kata rugi, biasanya kita asosiasin itu ke orang yang dagang. Orang yang bisnis. Orang yang usaha. Ga mungkin orang yang udah sukses dan kaya. Ga mungkin anak kecil. Tapi di sini Allah bilang:

“Manusia, semua manusia tanpa terkecuali, settingan defaultnya rugi.” Atau “Yang berjudul manusia, rugi.” Atau “Jadi manusia aja, tuh rugi banget!” Seakan Allah ngasih tau bahwa orang-orang di dunia ini, menghabiskan waktunya dalam hal yang sia-sia.

Kenapa?

Karena mereka suka ngikutin hawa nafsu. Hobi ngeluh. Gaada cukupnya. Bodoh. Lemah. Ga punya pegangan. Percaya sama yang keliatan aja. Jadi kalo mereka ngandelin hidupnya sebagai manusia aja, “RUGI”. LARUUUTT dalam kesia-siaan.

Ohya sebenernya Al-Asr ini bukan nge-highlight tentang rugi waktu aja sih. Bisa all kinds of things. Misal pemikirannya untuk hal yang sia-sia.. Tenaganya untuk hal yang sia-sia. Kreativitasnya. Masa mudanya. Perasaannya dikuras untuk hal yang sia-sia..

Jadi secara umum, isi hidup seseorang kayak semu… Coba deh kita renungin hidup kita beberapa tahun ke belakang. Pernah ga sih kita jalanin rutinitas tapi rasanya kok kayaknya gitu-gitu aja..

Ngejar sesuatu ambiiss sampe dapet, tapi pas udah dapet rasanya hambar..
Nyari cuan sebanyak-banyaknya, pas udah banyak, rasanya hampa. Gatau juga buat apa..
Kreatif bikin konten, nyari follower, pas udah banyak, malahan jadi banyak fitnah..
Hidup, kayak gaada artinya…

So innal insana lafii khusr, bisa juga diartkan, manusia berada dalam tipuan. manusia tuh ditipu sama sesuatu. Manusia berlari pada sesuatu yang salah.

Sekarang aku mau ke teknis dikit:
> Kalo dari bahasa Arabnya menarik, Biasanya kalo mau nekenin sesuatu, pake inna aja udah cukup. Misal:

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ

Nah tapi di sini ada: Inna – lam (double emphasis)
**model2 kayak gini juga ada di al qolam. إِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ (Sesungguhnya Rasulullah benar-benar berakhlak mulia)

Bahkan ada 3 penekanan sekaligus. wa (sumpah), inna, dan lafii (dzarf fii)

Dalam tadabbur kalo ada huruf harf kayak فِي (Dalam), عَلَى (Di atas), اِلَى (Kepada), kita bisa coba pahami itu dari literal and visual perspective.

Fii kan artinya di dalam. Kalo Kerugian diibaratkan lautan, manusia kayak tenggelam di dalam lautan kerugian. Yang dia ngeliat dari arah mana saja, yaa yang diliat sama aja. Atasnya bawahnya, kanan kirinya. Dikelilingi air laut kerugian. Selalu dalam keadaan merugi.

Rugi itu bukan masalah besar kecilnya. Karena khusr disini sedikit demi sedikit ilangnya. Bukan sesuatu yang besar.

Kalo di sini kita udah dikasih tau bahwa manusia tenggelam dalam kerugian yang banyak dan selamanya. Apakah ada pengecualian?

Ada. Mereka adalah……

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 
Kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh, Serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihat untuk kesabaran.

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ Kata aamanu – kenapa pakai plural ya? Kalau bisa diambil hikmahnya, kita beriman itu gak bisa sendiri. Harus berkumpul atau bareng – bareng dengan yang sama.

Imaan -> amal shaleh -> berwasiat kebenaran atau tujuan dan kesabaran. Hal yang menarik lainya adalah tawashou – Saling menasihati. Biasanya kalo menasihati kan harus yang lebih tua ya. Lebih senior. Lebih berpengalaman, dsb. Tapi kata tawashou sendiri mengindikasikan kita berdiri sejajar. So gaada yang ngerasa lebih baik. Lebih superior. Lebih tua karena banyak pengalamannya. Lebih tinggi jabatan organisasinya. Lebih banyak jam terbang kajiannya, dll Menasihati itu saling aja.

Dan akar kata tawashou ini adalah Tawasa – mungkin kita familiar dengan kata wasiat?
Nah iya tawasa bermakna wasiat. Coba bayangin deh, orang yang Lagi di tempat tidur, mau meninggal terus ngasih last message, apakah dia ngasih pesan yang fake? Pura2 bijak? Engga!

Bukankah mereka akan:
• Berbicara seakan-akan pesan itu penting?
• Berbicara lembut dan benar-benar dari hati?
• Motivasinya karena ‘Perhatian’ dan ingin adanya ‘Kebaikan’ di orang itu

Yep! We mind what to say and how to say. Menasihati dengan lembut, dari hati, dan karena kita pengen kebaikan di orang itu. Bener-bener pesan terakhir with full of hearts. Itulah dakwah! WE don’t speak from mind. We speak from heart.

Kita perlu dakwahin apa? yaa kata selanjutnya, yaitu Al Haqq dan Ash Shabr. Al Haqq maknanya kebenaran, tujuan dan Al Qur’an. Jadi semua orang rugi kecuali dia beriman dan ngasih tau kebenaran/Al Qur’an. Hmm kalau gitu kayaknya susah deh karena ga semua orang mau nerima! Ya makanya surah ini ditutup dengan kata Ash-shabr. Karena menasihati itu agak sulit dan menantang. Jadi bekalnya sabaar :).

So, orang beriman saling mengawasi.

Saling ngingetin cape? Iya cape.
Taat cape? Iya cape
Tapi Taat capenya cuma sekali!
Kalo maksiat capenya dua kali. Cape dunia dan cape akhirat.

Kalo sama2 bikin cape, kenapa ga pilih yang capenya cuma sekali?

.

Okee, jadi itulah refleksi tadabbur kali ini. Surah singkat tapi bermakna padat. Semoga kita bisa lebih bijaksana lagi dan efektif dalam menghabiskan waktu yang Allah berikan ke kita. Semoga kita diberikan kemudahan untuk memaksimalkan masa yang kita miliki dengan isi pesan ayat 3 Al Asr ini, semoga ketika waktunya habis dan ditanya oleh malaikat, kita tidak termasuk orang yang menyia-nyiakan umur untuk hal-hal yang tidak disukai Allah. Aamiiinnnn…

Mau dapet Quranic Letter secara personal langsung dari penulis ke Emailmu?

Yuk Gabung! 😎

Udah ada 1500+ Milenial Indonesia + Malaysia nih yang gabung! Masa iya kamu rela gak ikutan!

Jangan Shalih Sendirian. SHARE:

4 thoughts on “KAMU ITU ‘DEFAULT’NYA UDAH RUGI!

  1. Ya Allah dalem bener :'(
    Sedih daku min, nampol banget pas baca bagian yg mimin ngingetin kita kalo kita lg ada di zaman “gampang buang-buang waktu” :’) semoga mimin selalu diberi kesabaran yg luas untuk ngingetin masyarakat netizen macem daku ini untuk gak lagi gampang buang-buang waktu yaa :’))) aamiin..

Comments are closed.

Next Post

HOW TO STOP WASTING TIME: THE ESSENCE OF AL ASR

Thu Oct 10 , 2019
Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Al-Asr: 2 Semua orang Islam seminimal-minimalnya hafal Surah Al-Asr. Surah pendek yang selalu dibaca anak TPA sebelum pada pulang. But […]